Ekonomi RI Masih Lesu di Awal 2021, Ini Buktinya!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 February 2021 12:19
Suasana pertokoan di pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta yang sepi akibat pandemi Covid-19, Jumat (6/11/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana pertokoan di pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta yang sepi akibat pandemi Covid-19, Jumat (6/11/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Suhariyanto, Kepala BPS, mengungkapkan bahwa perlambatan laju inflasi disebabkan oleh kombinasi dua faktor. Pertama adalah pasokan yang terjaga, dan kedua lemahnya permintaan. Namun sepertinya faktor kedua sangat kental terasa.

"Kalau kita lihat, memasuki 2021 ini dampak Covid-19 belum reda dan masih membayangi perekonomian berbaga negara, termasuk Indonesia. Mobilitas berkurang, roda ekonomi terhambat, dan berpengaruh ke permintaan," kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.

Kelesuan permintaan juga tercermin di inflasi inti. Pada Januari 2021, inflasi inti yang 1,56% YoY merupakan yang terendah sejak BPS melaporkan data ini pada 2004.

Inflasi inti adalah 'keranjang' yang berisi harga barang dan jasa yang susah naik-turun. Persisten, bandel. Jadi saat inflasi inti terus melambat, maka artinya harga barang dan jasa yang bandel saja sampai turun. Ini menandakan permintaan sangat lemah sehingga dunia usaha terpaksa menurunkan harga.

"Inflasi inti mengalami perlambatan yang menandakan permintaan domestik masih lemah. Dari sisi suplai mungkin terjaga, tetapi permintaan melemah karena pandemi Covid-19 masih membayangi perekonomian kita," tambah Kecuk.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular