Ada 'Spiderman' Demo Protes Kudeta Militer Myanmar

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 February 2021 11:20
Spiderman ikut protes dalam kudeta militer di Myanmar. (Foto: Tangkapan layar via Twitter)
Foto: Spiderman ikut protes dalam kudeta militer di Myanmar. (Foto: Tangkapan layar via Twitter)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para "Spiderman" Myanmar merupakan ungkapan yang cocok untuk protes di hari kedelapan di negara tersebut bersama dengan puluhan ribu demonstran yang menentang kudeta militer. Para pendemo ini menuntut agar Aung San Suu Kyi kembali menjadi pemimpin setelah digulingkan militer.

Salah satu pria berusia 28 tahun yang biasa dipanggil "Spidey Htoo" baru kembali dari Singapura untuk memulai bisnisnya. Namun, wabah Covid-19 membatalkan rencananya dan tampaknya aksi kudeta di negara tersebut pada 1 Februari 2021 semakin memperparah keadaan.

"Kudeta tersebut sangat mengejutkan bagi saya", sebutnya, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (14/2/2021).

Dilansir dari Reuters, Spidey Htoo menyebut alasan dirinya mengenakan kostum superhero pada aksi protes tersebut untuk menghindari adanya gelombang penangkapan yang terjadi saat ini sejak kadanya kudeta.

Otoritas Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Jumat silam setidaknya lebih dari 350 orang telah ditangkap di Myanmar sejak kudeta tersebut. Suu Kyi ditahan sejak hari pertama dan para pengunjuk rasa menuntut pembebasannya.

Spidey Htoo menyebut, keiuktsertaannya dalam aksi unjuk rasa menjadi dilema bagi orang tuanya. Sebab, mereka tidak ingin angkat bicara namun juga tak ingin negara tersebut kembali dipimpin oleh para militer pasca hidup terisolasi di bawah rezim Junta selama hampir 50 tahun hingga kembali terbuka di tahun 2011.

"Akhirnya mereka mengizinkan saya untuk bergabung. Dengan memakai kostum tersebut, saya berharap bisa menarik perhatian banyak orang dan media ", ujar dia.

Pihak berwenang kerap melakukan tindakan agresif kepada demonstran pada tahun 1998 dan 2007. Namun, akhir-akhir ini aksi demonstrasi dilakukan dengan cara yang berbeda diantaranya dengan orasi dengan suara yang lebih rendah dan mengenakan berbagai kostum.

"Protes kami akan sangat berbeda dari cara lama. Ide dan kreativitas kami lebih maju dibandingkan taktik mereka. Mereka tidak bisa mengalahkan kita. Kita akan menang" , sebutnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Kudeta Suu Kyi, Militer Myanmar Bakal Buat Pemilu Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular