Internasional

Kudeta Myanmar Makin Seram, Aktivis-Biksu Diculik Malam Hari

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
13 February 2021 14:19
Prisoners, soon to be released marking the 74th anniversary of Myanmar's Union Day, wait for processing at the Insein prison in Yangon, Myanmar Friday, Feb. 12, 2021. Myanmar's coup leader used the country's Union Day holiday on Friday to call on people to work with the military if they want democracy, a request likely to be met with derision by protesters who are pushing for the release from detention of their country's elected leaders. (AP Photo)
Foto: Pembebasan lebih dari 23.000 tahanan di Myanmar. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Demo massa yang menentang kudeta Aung San Suu Kyi oleh militer Myanmar makin memanas. Di hari kedelapan unjuk rasa, ribuan massa kembali turun ke jalan di sejumlah kota besar seperti ibu kota Nypyitaw, Yangon dan Mandalay.

Melansir Reuters, unjuk rasa kali ini merupakan yang terbesar yang pernah terjadi sebelumnya. Massa dilaporkan makin marah ke junta karena aksi penculikan yang dilakukan ke banyak aktivis pro Suu Kyi.

"Hentikan penculikan di malam hari," kata seorang pengunjuk rasa di Yangon, Sabtu (13/2/2021).

Kantor hak asasi manusia untuk PBB mengatakan lebih dari 350 orang, termasuk pejabat, aktivis, biarawan, ditangkap sejak penahanan Suu Kyi 1 Februari lalu. Bahkan beberapa menghadapi tuntutan pidana dengan alasan yang dianggap dibuat-buat.

Sebuah video juga menyebar di negara itu yang menunjukkan bagaimana kritikus, termasuk seorang dokter, ditangkap pada malam hari oleh militer. Meme bertulskan "Malam kita tak aman lagi" dan "Militer Myanmar menculik di malam hari" beredar luas di media sosial.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar menyuarakan keprihatinan. Banyak anggota keluarga aktivis tak memiliki akses kondisi aktivis yang diamankan militer.

"Ini bukan insiden yang terisolasi. Penggerebekan malam hari menargetkan suara-suara yang berbeda pendapat. Ini terjadi diseluruh negeri," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.

Sayangnya pemerintah belum memberi komentar.

Sebelumnya, pada Jumat, kekerasan mewarnai demonstrasi anti kudeta, Dalam rekaman yang disiarkan Radio Free Asia, enam tembakan dilepaskan polisi untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Aksi kekerasan ini bukan satu-satunya yang terjadi di negeri Pagoda Emas. Sebelumnya dikabarkan seorang pendemo wanita tertembak di kepala pada Selasa dan petugas medis mengatakan ia tidak akan selamat.

Kudeta Myanmar telah terjadi sejak awal pekan lalu. Ini menjadi simbol dihentikannya demokrasi di negara itu sejak 2011, setelah selama 49 tahun dikuasai militer.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kudeta Myanmar Panas Lagi, Suu Kyi Terancam 'Diseret' ke Bui

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular