
Facebook Batasi Postingan Militer Myanmar

Jakarta, CNBC Indonesia - Facebook telah mengambil kebijakan untuk mengurangi penyebaran konten akun-akun yang dimiliki militer Myanmar di platform miliknya. Alasannya karena pihak militer ini terus menyebarkan informasi yang salah sejak kudeta dilakukan awal bulan ini.
Dilansir dari Reuters, kebijakan yang diambil Facebook ini tidak akan melarang akun ini untuk membuat postingan, hanya ditujukan untuk mengurangi jumlah orang yang dapat melihat konten tersebut.
Akun yang akan terdampak adalah laman resmi yang dijalankan oleh junta militer dan satu akun milik juru bicara militer. Kebijakan ini juga akan berlaku untuk halaman tambahan apa pun yang dikontrol militer yang berulang kali melanggar kebijakan informasi yang salah.
Adapun laman yang dimaksud nantinya tidak akan muncul dalam newsfeed sebagai 'direkomendasikan'.
Facebook juga telah menangguhkan kemampuan lembaga pemerintah Myanmar untuk mengirim permintaan penghapusan konten ke Facebook melalui saluran normal yang digunakan oleh pihak berwenang di seluruh dunia.
"Secara bersamaan, kami melindungi konten, termasuk pidato politik, yang memungkinkan rakyat Myanmar untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di dalam negara mereka," kata Rafael Frankel, direktur kebijakan publik APAC emerging market, dilansir dari Reuters, Jumat (12/2/2021).
Saat ini ratusan ribu orang melakukan protes di seluruh Myanmar. Ini disebut-sebut sebagai protes itu adalah yang terbesar di Myanmar selama lebih dari satu dekade. Hal ini terjadi setelah tentara menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi dan menahannya.
Ini mengingatkan kembali kepemimpinan junta militer yang berlangsung hampir setengah abad dan terjadinya perlawanan berdarah pada tahun 1988 sampai militer memulai proses penarikan diri dari politik sipil pada tahun 2011.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Myanmar Membara Lagi, Pro Junta Militer Diserang Granat