Internasional

Ternyata, Ini Alasan Pendukung Suu Kyi Geruduk Kedubes China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 February 2021 18:30
Campaigners display placards at an intersection in Yangon, Myanmar, Tuesday, Feb. 9, 2021. Protesters continued to gather Tuesday morning in Yangon breaching Myanmar's new military rulers ban of public gathering of five or more issued on Monday intended to crack down on peaceful public protests opposing their takeover. (AP Photo)
Foto: Suasana demonstrasi di Myanmar (Dokumentasi AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekitar ratusan pendemo diĀ Myanmar yang menentang kudeta militer melakukan aksi unjuk rasa di Kedutaan China di Yangon.

Aksi ini dilakukan setelah para pendemo dan aktivis anti kudeta menilai China telah menyokong diktator militer yang menggulingkan pemerintahan kubu sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

"Dukung Myanmar, jangan diktator," tulis sejumlah poster yang dibawa pendemo dalam Bahasa China dan Inggris, Kamis (11/2/2021).

"Menteri China tampaknya bertindak untuk mendukung kudeta militer," kata salah satu pengunjuk rasa lainnya.

Sebelumnya berembus kabar sehari sebelumnya pesawat China telah dikirim untuk membawa peralatan dan ahli IT ke Myanmar untuk mendukung militer.

Namun hal tersebut dibantah China. Satu-satunya penerbangan yang dilakukan adalah kargo reguler terkait ekspor dan impor barang seperti makanan laut.

"Ada informasi dan rumor palsu tentang China tentang masalah yang berkaitan dengan Myanmar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Bin.



Belum ada komentar China terkait demo tersebut. Facebook Kedutaan Besar China di Yangon juga tak bisa diakses.

China kerap dipandang mencurigakan dalam aktivitasnya di Myanmar. Negara itu, memiliki kepentingan ekonomi dan strategis yang signifikan serta kerap mendukung posisi Myanmar di tengah kritikan Barat.

Saat kudeta terjadi 1 Februari, banyak negara mengutuk penggulingan yang dilakukan militer ke pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi. Namun sikap China dinilai sejumlah analis terlalu hati-hati.

Beijing dianggap hanya menekankan pentingnya stabilitas. Bahkan sejumlah media China juga menggunakan kalimat yang lebih halus dalam menggambarkan kudeta, yakni 'perombakan kabinet'.

Meski begitu, China tetap menyuarakan keprihatinannya kepada isu Myanmar dalam forum Dewan Keamanan PBB. China bersama negara-negara lainnya juga meminta agar Suu Kyi dibebaskan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menjatuhkan sanksi buat Myanmar. Sanksi berupa ekspor yang diperketat dan memutus sumber dana hingga US$ 1 miliar ke pejabat-pejabat militer Myanmar.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Berdoa di Pagoda, Saya Tak Takut Corona!'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular