Internasional

Kudeta Myanmar Makin Seram, Militer Culik Orang Dekat Suu Kyi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 February 2021 17:44
Campaigners with National League for Democracy party flags gather at an intersection in Yangon, Myanmar, Tuesday, Feb. 9, 2021. Protesters continued to gather Tuesday morning in Yangon breaching Myanmar's new military rulers ban of public gathering of five or more issued on Monday intended to crack down on peaceful public protests opposing their takeover. The banner reads:
Foto: AP/

Jakarta, CNBC IndonesiaMiliter Myanmar dilaporkan kembali melakukan penangkapan pada orang dekat Aung San Suu Kyi, Kamis (11/2/2021). Ini merupakan gelombang penangkapan kedua pasca junta mengkudeta pemimpin de facto Myanmar itu 1 Februari lalu.

Tangan kanan dan mantan menteri di kantor penasehat negara, yang dipimpin Suu Kyi, Kyaw Tint Swe dan empat orang lainnya yang terkait dengan pemerintahan sipil dikabarkan diculik dari rumah mereka. Selain itu pimpinan tertinggi dari komisi pemilihan umum juga ditahan.

Hal ini diinformasikan oleh Kyi Toe, anggota komite informasi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Ini menjadi perkembangan terbaru dari kudeta negeri yang sempat dikuasai militer selama 49 tahun itu.

Otoritas Myanmar tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai penangkapan ini. Diketahui puluhan pejabat telah ditahan sejak kudeta tersebut, termasuk banyak pemimpin tertinggi NLD, partai yang didirikan Suu Kyi.



Sementara itu, massa anti kudeta militer berkumpul di seluruh negeri untuk hari keenam. Demo telah terjadi di banyak kota besar bahkan melibatkan puluhan ribu massa.

Ratusan pekerja berbaris di jalan di ibu kota Naypyitaw untuk mendukung gerakan pembangkangan sipil. Mereka meneriakkan slogan anti-junta dan membawa plakat yang mendukung Suu Kyi.

Kedutaan Besar China di Yagon juga jadi sasaran pendemo. Mereka menuding Beijing mendukung militer.

"Dukung Myanmar, jangan diktator," tulis sejumlah poster yang dibawa pendemo dalam Bahasa China dan Inggris.

"Menteri China tampaknya bertindak untuk mendukung kudeta militer," kata salah satu pengunjuk rasa.

China kerap dipandang mencurigakan dalam aktivitasnya di Myanmar. Negara itu, memiliki kepentingan ekonomi dan strategis yang signifikan serta kerap mendukung posisi Myanmar di tengah kritikan Barat.

Saat kudeta terjadi 1 Februari, banyak negara mengutuk penggulingan yang dilakukan militer ke pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi. Namun sikap China dianggap sejumlah analis amat hati-hati.

Sebelumnya demo berdarah sempat terjadi Selasa. Beberapa demonstran ditembak aparat, termasuk seorang wanita di bagian kepala.

Militer pada Senin juga menyiarkan langsung sejumlah aturan guna menekan demo melalui televisi nasional. Di antaranya aturan jam malam, larangan berkumpul lebih dari lima orang, dan tindakan tegas ke para pendemo.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Panas! Rakyat Myanmar Turun ke Jalan Lawan Kudeta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular