Internasional

Myanmar Makin Panas, Ratusan Pendemo 'Serbu' Kedubes China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 February 2021 13:53
Protesters regroup after police fired warning-shots and used a water cannon to disperse them during a protest in Mandalay, Myanmar on Tuesday, Feb. 9, 2021. Police cracked down Tuesday on the demonstrators protesting against Myanmar’s military takeover who took to the streets in defiance of new protest bans. (AP Photo)
Foto: AP/STR

Jakarta, CNBC Indonesia - Ratusan Pengunjuk rasa yang menentang kudeta di Myanmar berunjuk rasa di Kedutaan Besar China di Yagon. Mereka menuduh Beijing mendukung junta militer.

"Dukung Myanmar, jangan diktator," tulis sejumlah poster yang dibawa pendemo dalam Bahasa China dan Inggris, Kamis (11/2/2021).

"Menteri China tampaknya bertindak untuk mendukung kudeta militer," kata salah satu pengunjuk rasa.

Sehari sebelumnya, media sosial Facebook juga ramai dengan laporan bahwa pesawat China telah dikirim untuk membawa peralatan dan ahli IT ke Myanmar. Ini dilaporkan guna mendukung militer.

Namun hal tersebut dibantah China. Satu-satunya penerbangan yang dilakukan adalah kargo reguler terkait ekspor dan impor barang seperti makanan laut.

"Ada informasi dan rumor palsu tentang China tentang masalah yang berkaitan dengan Myanmar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Bin.

Belum ada komentar China terkait demo tersebut. Facebook kedutaan juga tak bisa diakses.

China kerap dipandang mencurigakan dalam aktivitasnya di Myanmar. Negara itu, memiliki kepentingan ekonomi dan strategis yang signifikan serta kerap mendukung posisi Myanmar di tengah kritikan Barat.

Saat kudeta terjadi 1 Februari, banyak negara mengutuk penggulingan yang dilakukan militer ke pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi. Namun sikap China dianggap sejumlah analis amat hati-hati.

China hanya menekankan pentingnya stabilitas. Sejumlah media China juga menggunakan kalimat yang lebih halus dalam menggambarkan kudeta, yakni 'perombakan kabinet'.

Meski begitu China bersama Dewan Keamanan PBB menyerukan pembebasan Suu Kyi dan sejumlah tahanan lain. Serta menyuarakan keprihatinan.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menerapkan sanksi buat Myanmar. Sanksi berupa ekspor yang diperketat dan memutus sumber dana hingga US$ 1 miliar ke pejabat-pejabat militer Myanmar.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Myanmar! Militer Janji 'Angin Surga' ke Pendemo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular