
Myanmar Makin Ngeri, Junta Militer Ancam Pendemo Bisa Mati

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Myanmar mengancam warga untuk tidak turun ke ke jalan. Junta menekankan akan ada banyak orang kehilangan nyawa jika mogok massal tetap dilakukan.
Dikutip AFP, hal ini disampaikan pada sebuah siaran berita yang ditayangkan kantor berita negara itu, Minggu (21/2/2021) malam. Ini dilakukan pasca demo berdarah Sabtu, yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
"Para pengunjuk rasa sekarang menghasut orang-orang, terutama remaja dan pemuda yang emosional, ke jalur konfrontasi," ujar aparat dikutip Senin (22/2/2021).
"Di mana mereka akan menderita kehilangan nyawa," tegas junta lagi memperingatkan pengunjuk rasa agar tidak menghasut kerusuhan.
Sebelumnya, tiga orang tewas ketika pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di kota Mandalay dan Yangon. Seorang wanita muda juga meninggal pada hari Jumat setelah ditembak di kepala pada sebuah protes dan menghabiskan hampir dua minggu dalam kondisi kritis.
Wanita yang dimakamkan pada hari Minggu, adalah korban kematian pertama yang dikonfirmasi dari protes tersebut. Ia kini muncul sebagai simbol kuat dari gerakan anti-junta yang saat ini makin meluas.
"Kami keluar hari ini untuk bergabung dalam protes, untuk berjuang sampai kami menang," kata Kyaw Kyaw, seorang mahasiswa berusia 23 tahun.
"Kami khawatir tentang tindakan keras itu, tetapi kami akan terus maju. Kami sangat marah."
Sementara itu hal ini juga membawa kekhawatiran besar bagi dunia internasional. Pelapor khusus PBB Tom Andrews mengatakan ia sangat prihatin dengan ancaman baru junta.
"Peringatan bagi junta. Tidak seperti 1988, tindakan pasukan keamanan dicatat dan Anda akan dimintai pertanggungjawaban," ucapnya.
Kudeta Myanmar terjadi sejak 1 Februari lalu. Di mana penahanan dilakukan kepada pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah petinggi partainya Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Junta militer menuding partai Suu Kyi curang. Ini menimbulkan demo hingga berhari-hari. Senin ini warga anti kudeta merencanakan mogok masal.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pernyataan Sikap RI dalam Krisis Myanmar
