
Wah, Junta Myanmar Dakwa Suu Kyi Lakukan Kecurangan Pemilu

Jakarta, CNBC Indonesia - Junta militer Myanmar, Selasa (16/11/2021), telah menjatuhkan dakwaan terhadap mantan pemimpin negara itu dari pihak sipil, Aung San Suu Kyi, atas tuduhan kecurangan pemilu selama pemilihan 2020 lalu.
Mengutip AFP, surat kabar pemerintah Global New Light of Myanmar melaporkan Suu Kyi telah secara sah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan peraturan pemilu.
"Tuduhan terbaru melibatkan kecurangan pemilu dan tindakan tanpa mengikuti hukum," lapor media itu.
"Lima belas pejabat lainnya, termasuk mantan presiden Win Myint dan mantan ketua komisi pemilihan, menghadapi dakwaan yang sama," tambah laporan itu.
Selain kecurangan pemilu, Suu Kyi juga mendapatkan sejumlah tuduhan termasuk mengimpor walkie talkie secara ilegal dan korupsi.
Penasihat senior International Crisis Group Myanmar Richard Horsey menganggap tuduhan ini sebagai tuduhan tak berdasar. Ia menyebut vonis ini merupakan vonis yang tak dapat dipercaya.
"Setelah gagal setelah banyak upaya untuk mengidentifikasi lebih dari segelintir orang yang memilih dua kali, sekarang mengejar para pemimpin NLD," katanya.
"Tapi Aung San Suu Kyi dan NLD mendapat dukungan luar biasa dari para pemilih, jadi vonis bersalah tidak akan meyakinkan siapa pun."
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi mendapatkan dukungan yang meningkat dalam pemilihan 2020. Ini mengalahkan partai yang berpihak pada militer.
Junta menyebut kemenangan itu merupakan kecurangan. Asumsi ini digunakan sebagai alasan untuk merebut kekuasaan dan mengakhiri kekuasaan kelompok sipil dalam demokrasi Myanmar.
Hal ini menimbulkan kekacauan baru di Negeri Seribu Pagoda itu. Warga sipil turun ke jalan memprotes langkah junta militer untuk melakukan kudeta. Tak hanya warga, milisi-milisi etnis di negara itu juga ikut memerangi pihak tentara yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing.
Hingga saat ini setidaknya lebih dari 1.100 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta tersebut, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Drama Lanjut! Aung Suu Kyi Dijerat Lima Dakwaan Korupsi Baru