
Ekonomi RI Kurang Darah, Pantesan Resesi...

Penyebabnya apalagi kalau bukan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini telah menghancurkan perekonomian dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Virus corona menyebar dengan sangat cepat. Per 31 Desember 2020, jumlah pasien positifc corona di Indonesia mencapai 743.198 orang. Sejak corona mulai mewabah pada 1 Maret 2020, rata-rata pasien baru bertambah 2.428 orang setiap harinya.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menerapkan kebijakan social distancing. Dalam kearifan lokal, namanya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku mulai akhir Maret 2020 seperti amanat Peraturan Presiden (PP) No 21/2020, belum dicabut.
Pasal 3 PP tersebut menyatakan bahwa PSBB minimal meliputi:
1. Peliburan sekolah dan tempat kerja.
2. Pembatasan kegiatan keagamaan.
3. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
Seperti halnya social distancing yang membuat ekonomi dunia rontok, PSBB juga membuat PDB Tanah Air menyusut. Pada kuartal I-2020, ekonomi Ibu Pertiwi masih bisa tumbuh 2,97%. Namun pada dua kuartal berikutnya, PDB terkontraksi masing-masing 5,52% dan 3,49%. Indonesia pun resmi masuk masa resesi karena PDB tumbuh negatif dua kuartal beruntun.
Di sektor riil, dampak pandemi virus corona sangat terasa. Bahkan menjadi yang terdepan merasakan dampak ketimbang sektor keuangan, karena social distancing membuat aktivitas dan mobilitas masyarakat berkurang drastis.
Aktivitas manufaktur yang diukur dari Purchasing Managers' Index (PMI) sempat berada di titik terendah sepanjang sejarah pada April 2020. Penjualan ritel yang mencerminkan daya beli masyarakat sebagai penopang perekonomian terus mengalami kontraksi. Begitu pula Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih berada di zona pesimistis di bawah 100.
Data PMI, penjualan ritel, dan IKK menggambarkan dunia usaha dan rumah tangga tidak melakukan ekspansi. Kalau tidak ada ekspansi, buat apa ambil kredit? Saat darah di perekonomian mampet, maka resesi tidak akan terhindarkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)