
Duh Resesi Makin Terasa! Kredit Bank Cuma Tumbuh 0,12%

Jakarta, CNBC Indonesia - Fungsi intermediasi perbankan masih lemah. Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan terbatas, karena permintaan yang belum kuat dan kehati-hatian perbankan akibat pandemi COVID-19. Ini juga jadi salah satu sinyal resesi terjadi di Indonesia.
Pertumbuhan kredit pada September 2020 kembali menurun menjadi 0,12% (yoy), dari 1,04% (yoy) pada Agustus 2020.
Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik dari 11,64% (yoy) pada Agustus 2020 menjadi 12,88% (yoy) didorong ekspansi keuangan Pemerintah.
Adapun Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Agustus 2020 berada pada 23,39%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 3,22% (bruto) dan 1,14% (neto).
"Ke depan, intermediasi perbankan diperkirakan akan membaik sejalan dengan prospek perbaikan kinerja korporasi dan pemulihan ekonomi domestik serta konsistensi sinergi kebijakan yang ditempuh," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, Selasa (13/10/2020).
Menurut Perry, lemahnya kucuran kredit karena dipenuhi kehati-hati perbankan dalam menyalurkan dana akibat wabah Covid-19. "Bank berkonsolidasi dan memanfaatkan program restrukturisasi dari OJK," katanya.
Restrukturisasi kredit perbankan masih berlanjut, termasuk untuk UMKM yang mencapai 36% dari total kredit, ditopang likuiditas yang meningkat.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan makroprudensialnya dengan kebijakan fiskal oleh Pemerintah, pengawasan mikroprudensial oleh OJK, dan penjaminan simpanan oleh LPS untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan serta mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional."
(dru/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Syarat Bank Bisa Kasih KPR 0%