Ini Perjalanan Repsol Minta Restu RI Garap Blok Gas Raksasa

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
30 December 2020 14:58
Menteri ESDM Arifin Tasrif (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri ESDM Arifin Tasrif (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

SKK Migas memperkirakan produksi gas dari Blok Sakakemang untuk tahap awal mencapai sekitar 85 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan perkiraan produksi tersebut berdasarkan rencana pengembangan/POD Tahap 1 Blok Sakakemang yang tengah dibahas bersama antara SKK Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Repsol selaku operator blok.

Persetujuan POD Tahap 1 tersebut menunggu persetujuan Menteri ESDM.

"POD I Sakakemang produksinya 85 MMSCFD, sedang didiskusikan dengan Kementerian ESDM untuk approval (persetujuan)," kata Dwi dalam konferensi pers secara virtual Kinerja Hulu Migas Kuartal III Tahun 2020, Jumat (23/10/2020).

Bila dibandingkan dengan produksi gas terbesar di sejumlah blok dalam negeri saat ini, produksi gas Blok Sakakemang tahap awal sebesar 85 MMSCFD itu bisa dibilang tidak besar. Lima blok gas dengan produksi gas terbesar saat ini telah memproduksi gas di atas 400 MMSCFD atau bahkan di atas 1.000 MMSCFD.

ENI Muara Bakau BV misalnya, yang mengoperasikan Blok Muara Bakau, telah menyalurkan gas sebesar 454 MMSCFD hingga September 2020. Sementara BP Berau Ltd, produsen gas terbesar di Indonesia, telah menyalurkan gas sebesar 1.101 MMSCFD selama sembilan bulan 2020.

Dia mengatakan, pembahasan POD Tahap 1 kini juga masih terkait harga jual gas nantinya. Di satu sisi pemerintah berharap harga jual gas mengikuti Peraturan Menteri ESDM No.8 tahun 2020 di mana harga jual gas pipa ke industri maksimal US$ 6 per MMBTU.

(wia)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular