
Blok Sakakemang Disetujui, Repsol & Partner Investasi Rp 5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Repsol Indonesia baru saja memperoleh persetujuan dari pemerintah untuk rencana pengembangan (Plan of Development/ POD) Pertama Lapangan Kaliberau di Wilayah Kerja (WK) atau Blok Sakakemang, Sumatera Selatan.
Nilai investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan lapangan tersebut ditaksir mencapai US$ 359 juta atau Rp 5,06 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$).
Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Susana Kurniasih.
Dia mengatakan, investasi tersebut akan digunakan untuk re-entry sumur KBD-2XST1 menjadi sumur produksi, pengeboran dan penyelesaian (drilling & completion) satu sumur infill sebagai sumur produksi, pembangunan wellpad facilities serta pembangunan sejumlah fasilitas pendukung produksi seperti flowline dari wellpad menuju existing Grissik Central Gas Plant (GCGP) di WK Corridor, melalui sebagian Right of Way (ROW) di WK Jambi Merang dan modifikasi peralatan yang telah ada saat ini dan pemasangan peralatan baru di GCGP.
Blok Sakakemang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Pada awalnya Kontrak Kerja Sama WK Sakakemang ditandatangani antara BP Migas dan Cakra Nusa Darma Ltd. pada 18 Mei 2010 untuk jangka waktu 30 tahun dengan masa eksplorasi enam tahun.
Pengembangan Lapangan Kaliberau diyakini akan memberikan manfaat, antara lain monetisasi lapangan gas yang dekat dengan infrastruktur jaringan distribusi gas eksisting sehingga dapat memenuhi kebutuhan gas domestik secara cepat dan tepat guna. Selain itu pengembangan lapangan ini juga menambah produksi gas nasional dan memberikan efek berganda, baik di tingkat lokal, regional maupun nasional.
Dengan adanya persetujuan tersebut, maka realisasi Reserve Replacement Ratio (RRR) tahun 2020 mencapai angka 102% atau sebesar 705,2 juta barel setara minyak (MMBOE).
Persetujuan rencana pengembangan wilayah kerja tersebut ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Selasa, 29 Desember 2020. Melalui pengembangan lapangan tersebut, diproyeksikan pemerintah akan mendapatkan penerimaan negara sebesar US$ 413 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun pada masa berlakunya kontrak Repsol di blok ini.
Plan of Development I Lapangan Kaliberau disetujui dalam rangka untuk memproduksikan cadangan gas sebesar 445,10 miliar standar kaki kubik (BSCF) (gross) hingga batas akhir keekonomian proyek (economic limit) pada 2038 atau 287,70 BSCF penjualan gas dengan laju produksi gas puncak sebesar 85 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan kumulatif produksi kondensat sebesar 0,17 MMSTB dengan laju produksi puncak sebesar 34 barel kondensat per hari (barrels condensate per day/ BCPD).
Repsol menemukan cadangan gas hingga 2 triliun kaki kubik (TCF) dari sumur Kaliberau Dalam 2x (KBD-2X) dengan kedalaman 2.430 meter, yang ditajak pada 20 Agustus 2018. Nantinya gas produksi Blok Sakakemang akan diintegrasikan dengan fasilitas produksi di Blok Corridor. Wilayah kerja Sakakemang memang berdekatan dengan wilayah Corridor.
Blok Sakakemang ini dioperasikan Repsol yang memiliki hak partisipasi 45% dan selebihnya dimiliki oleh Petronas 45% dan MOECO 10%. Pada 2015, Repsol SA mengakuisisi Talisman Energy Inc senilai US$ 8,3 miliar. Dengan demikian, blok minyak yang tadinya dikelola Talisman diambil alih oleh Repsol.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Proyek Gas Raksasa RI Masih Tunggu ACC Menteri, Masih Lama?
