Tiru China, RI Akan Terapkan Forbidden City di Ubud Bali

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
28 December 2020 20:10
Campuhan Ridge Walk, Ubud, Bali. Ist
Foto: Campuhan Ridge Walk, Ubud, Bali. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan Indonesia akan memiliki wisata Forbidden City seperti di Beijing China. Konsep wisata Forbidden City rencananya akan dibangun di Ubud, Bali.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat melakukan konferensi pers akhir tahun di Bali, yang disiarkan secara virtual Senin (28/12/2020).

"Di Ubud, kami akan membuat tempat, saya tidak bisa sebutkan tempatnya dimana. Kira-kira di Ubud ini hampir sama seperti di Forbidden City, jadi Bali nanti akan punya seperti itu, terbatas dan dengan segala macam pertunjukan dunia di Ubud," jelas Suharso.

Dengan mengusung Forbidden City di Ubud, Bali, kata Suharso juga sekaligus dalam upaya pemerintah dalam melakukan recovery pariwisata di Bali. Sehingga pariwisata di Bali diharapkan bisa menjadi wisata dengan kualitas terbaik untuk turis atau quality tourism.

Suharso mengatakan, Bappenas saat ini tengah mempersiapkan rencana induk (master plan) pembangunan Forbidden City ala Ubud tersebut. Dalam hal ini, lanjutnya, Bappenas bekerja sama dengan tokoh adat dan pemerintah daerah.

Pada prinsipnya Indonesia ingin pariwisata di Ubud, Bali nantinya akan mengedepankan wisata kebudayaan, dan akan mengedepankan wisata secara private atau terbatas.

"Akan ada tempat yang dibangun seperti forbidden city dengan segala macam pertunjukkan dunia. Kita sedang bikin masterplannya," jelas Suharso.

"Mudah-mudahan itu (master plan) bisa kami selesaikan pada semester I 2021, sehingga kita bisa lihat bentuknya seperti apa," kata Suharso melanjutkan.

Untuk diketahui, Forbidden City pertama kali ada di Beijing, China. Forbidden City merupakan kompleks istana kekaisaran dan kediaman kasiar China beserta anggota keluarganya selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, antara 1420 sampai 1924. Tempat ini pernah menjadi pusat pemerintahan China hampir selama 5 abad. Karenanya, Forbidden City di China terdaftar sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO pada 1987.

Suharso menuturkan Forbidden City di Ubud akan mengadaptasi konsep kebudayaan Forbidden City tersebut. Karena, pariwisata ke depan pasca Covid-19, diperkirakan akan berubah (shifting) dari mass tourism dimana wisatawan datang berbondong-bondong ke sebuah destinasi, menjadi quality tourism yang bersifat lebih private dan terbatas.

Menurutnya, Bali telah siap menjadi destinasi quality tourism tersebut, sehingga pemerintah mendorong lahirnya kawasan Forbidden City.

"Jadi, kita tidak hanya jual pantai dan sebagainya, tapi kita akan mulai kembali menjual kebudayaan yang lebih terbatas, itu akan kami dorong," tuturnya.

"Karena kalau kita bisa rawat kebudayaan itu dengan sendirinya pariwisata itu bisa hidup. Jadi saya ingin katakan merawat kebudayaan dengan pariwisata salah satunya di Ubud tadi semacam quote and quote (tanda petik) Forbidden City," kata Suharso melanjutkan.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bali Mulai Dikerumuni Wisatawan, Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular