
Sandi Pede Pariwisata Bangkit: Urat Pesimis Saya Sudah Putus!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno buka-bukaan perihal kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air. Menurut dia, perlu ada pembenahan untuk mendorong percepatan pemulihan kedua sektor itu, terutama di lima destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Dalam diskusi dengan kepala dinas pariwisata kabupaten dan kota seluruh Indonesia secara virtual, Sabtu (26/12/2020), Sandi mengatakan, segala aspek harus disiapkan untuk berbenah, dengan memprioritaskan aspek kesehatan sebagaimana diinstruksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Maka berbenah harus disiapkan secara detail, mulai dari kuliner, fashion, kriya atau kerajinan tangan, tari-tarian, dan lainnya," papar Sandi dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Minggu (27/12/2020).
Instruksi dari Presiden, Sandi paparkan lewat penerapan CHSE atau K4, yakni Cleanliness (Kebersihan), Healthy (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
Penerapan CHSE ini termasuk ke dalam strategi adaptasi. Salah satu dari tiga platform yang diusung Sandi dalam percepatan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Selain adaptasi, strategi lainnya adalah inovasi dan kolaborasi.
"CHSE ini adalah sebuah vaksin daya tahan dan daya bangkit bagi pariwisata dan ekonomi kreatif. Jadi sebelum vaksin ada, kita punya vaksin pariwisata untuk mendorong pelaku usaha. Jadi tugas kita untuk mensosialisasikan sertifikasi CHSE ke depannya," ujar Sandi.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya itu mengatakan, di tahun 2020 ini, sebanyak 6.626 pelaku pariwisata tersertifikasi CHSE sudah tercapai. Dia berharap tahun depan jumlah itu akan terus bertambah.
Sandi juga mengingatkan kepada seluruh pemerintah daerah untuk tidak hanya bergerak cepat, tetapi gas penuh (gaspol) untuk pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif jangka panjang. Karena pandemi ini berdampak kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Kita mendata ada 30 juta pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk, mulai dari informal, hingga pelaku usaha mikro dan besar sangat terdampak dan harus segera dibantu," kata Sandi.
Pemulihan jangka panjang, imbuh eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu bisa dilakukan dengan menumbuhkan penyediaan atau supply yang meliputi persiapan destinasi wisata, membangun infrastruktur, menciptakan dan membangun daya tarik, monitoring protokol CHSE di setiap destinasi wisata, peningkatan kualitas SDM, serta peningkatan kualitas dan kuantitas produk ekonomi kreatif.
Sedangkan pertumbuhan permintaan dapat dilakukan dengan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, memperluas konektivitas wisatawan, pemberian insentif atau paket wisata, optimalisasi kegiatan MICE (meeting, incentive, conferencing, and exhibition) di destinasi wisata, pemberian intensif peningkatan daya beli produk lokal dan penciptaan lapangan kerja serta hibah pariwisata melalui transfer daerah untuk hotel, restoran, dan pemda.
Melalui semua langkah tersebut, Sandi mengaku optimistis dapat membangkitkan geliat pariwisata dan ekonomi kreatif nusantara. Optimisme bertambah pada keyakinan akan dilibatkannya seluruh pihak, mulai dari pelaku usaha, media, komunitas, hingga semua unsur pemangku kepentingan.
"Urat pesimis saya sudah putus. Saya optimistis sekali dapat membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lewat kerja sama semua pihak," kata eks cawapres dalam Pilpres 2019 tersebut.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dapat Rp3,79 T di 2022, Mau Dipakai Buat Apa Bang Sandi Uno?
