Ekonomi RI Bakal Bangkit! Syaratnya, PSBB Jangan Ketat...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 December 2020 13:48
Suasana Metropolitan Mall
Ilustrasi Pusat Perbelanjaan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Namun, perbaikan ekonomi Indonesia ada syaratnya. Jangan sampai kasus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) 'meledak' sehingga membuat pemerintah terpaksa mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Masalahnya, tanda-tanda 'ledakan' kasus corona terpampang nyata. Per 14 Desember 2020, jumlah pasien positif corona tercatat 623.309 orang. Bertambah 5.489 orang (0,89%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (1-14 Desember 2020), rata-rata pasien positif corona bertambah 6.030 orang dalam sehari. Jauh lebih tinggi ketimbang 14 hari sebelumnya yang sebanyak 4.874 orang per hari.

DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi. Data Kementerian Kesehatan menyebut, jumlah pasien positif corona di Ibu Kota per 13 Desember 2020 adalah 152.499 orang. Bertambah 1.298 orang (0,86%) dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 1.196 orang per hari.

Tingginya kasus corona, terutama di Jakarta, membuat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyarankan pemerintahan Gubernur Anies Rasyid Baswedan kembali mengetatkan PSBB. Luhut meminta Anies menginstruksikan perkantoran menerapkan 75% kerja dari rumah (work from home).

"Saya juga minta Pak Gubernur untuk meneruskan kebijakan membatasi jam operasional hingga pukul 19:00 dan membatasi jumlah orang berkumpul di tempat makan, mall, dan tempat hiburan," tegas Luhut.

Pada medio September 2020, Anies sempat mengetatkan PSBB Jakarta selama kurang lebih sebulan. Namun waktu yang sebulan itu sudah cukup membuat ekonomi Indonesia menderita.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun dua bulan beruntun pada September dan Oktober gara-gara pengetatan PSBB. IKK baru naik lagi pada November 2020, langsung melesat ke titk tertinggi sejak Maret 2020.

Tidak hanya konsumen, dunia usaha juga 'tiarap' karena pengetatan PSBB. Aktivitas manufaktur yang dicerminkan dari Purchasing Managers' Index (PMI). PMI baru bangkit ke atas 50 (zona ekspansi) pada November 2020.

Nah, kebangkitan ekonomi yang terlihat dari rilis data BPS hari ini bisa terhapus andai PSBB ketat lagi. PSBB memang bisa menyelamatkan nyawa, tetapi harga yang dibayar tidak murah. Ekonomi bakal 'mati suri', pengangguran bertambah, kemiskinan meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular