
Nggak Sehat Ini, Kita Terlalu Bergantung ke China!

Di sini terlihat bahwa yang terlibat perang dagang adalah AS dan China. Namun dampaknya dirasakan di seluruh dunia.
Pada 2017, ekonomi dunia masih bisa tumbuh 3,26%, tertinggi sejak 2010. Namun pada 2018, laju pertumbuhannya melambat jadi 3,04% dan 2019 turun lagi ke 2,48%.
Friksi AS-China yang dampaknya mengglobal semakin menunjukkan betapa timpangnya ekonomi dunia. AS dan China adalah pengendali dunia, AS sebagai konsumen dan China sebagai produsen. Saat keduanya terlibat friksi, ekonomi dunia jadi goyang.
Bagi AS, China adalah negara pemasok terbesar. Bagi China, AS adalah pasar terbesar. Bea masuk merusak dinamika tersebut.
Penerapan bea masuk membuat impor produk China oleh AS berkurang. Saat permintaan dari AS berkurang, dunia usaha di China tentu mengurangi kapasitas produksi sehingga membatasi pembelian bahan baku dari negara-negara lain (termasuk Indonesia). Volume perdagangan dan aktivitas ekonomi dunia menyusut, ekonomi pun melambat.
