
Batu Bara RI Tak Laku 20 Tahun Lagi, Tapi Cadangan Melimpah!

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, setidaknya ada tujuh jenis proyek hilirisasi batu bara yang bisa dikerjakan. Namun dari tujuh jenis tersebut, Indonesia baru mengembangkan dua jenis hilirisasi batu bara, yakni pembuatan briket batu bara dan peningkatan mutu batu bara (coal upgrading).
Sementara lima jenis lainnya hingga saat ini belum juga dikembangkan. Kelima jenis tersebut antara lain gasifikasi batu bara di permukaan, gasifikasi batu bara di bawah tanah (Underground Coal Gasification/ UCG), pencairan batu bara (coal liquefaction), pembuatan kokas, dan coal slurry/ coal water mixture (minyak bakar).
Berikut perkembangan proyek hilirisasi batu bara Indonesia saat ini:
1. Pembuatan briket batu bara
Ada dua perusahaan yang mengembangkan proyek ini yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Thriveni. Adapun besaran investasi untuk proyek briket ini mencapai sekitar Rp 200 miliar (US$ 15 juta). Saat ini sudah komersial dikembangkan.
2. Peningkatan mutu batu bara (coal upgrading)
Dikerjakan oleh PT ZJG Resources Technology dengan perkiraan investasi US$ 80-170 juta atau sekitar Rp 1,13 triliun-Rp 2,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$). Ini sudah komersial dikembangkan.
3. Gasifikasi batu bara
Ada rencana dikembangkan oleh:
- PT Bukit Asam, produk: DME, methanol.
Pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) Generasi 1 menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK):
- KPC, produk: methanol
- Arutmin Indonesia, produk Syngas (finalisasi kajian)
- Adaro Indonesia, methanol (masih kajian awal)
- Berau Coal, produk DME/ Hidrogen (masih kajian awal).
Adapun nilai investasi per proyek diperkirakan mencapai US$ 1,5-3 miliar.
Saat ini belum komersial.
4. Underground Coal Gasification (UCG)
Direncanakan dikembangkan oleh:
- PT Kideco Jaya Agung di Kalimantan Timur (Pilot plant)
- PT Indominco di Kalimantan Timur
- PT Medco Energi Mining International (MEMI) dan Phoenix Energi Ltd di Kalimantan Utara.
Adapun proyeksi investasi sekitar US$ 600-800 juta, 30%-40% lebih rendah dibandingkan gasifikasi permukaan. Namun hingga kini belum komersial.
5. Pencairan Batu Bara (coal liquefaction)
Hingga kini belum ada yang mengajukan proyek ini ke pemerintah. Adapun perkiraan investasi sekitar US$ 2-4 miliar.
6. Pembuatan Kokas
Semi cooking coal plant project direncanakan dikembangkan PT Megah Energi Khatulistiwa, produk: Semi Coke, Coal tar.
Perkiraan investasi sekitar US$ 200-400 juta. Namun hingga kini belum secara utuh komersial.
7. Coal slurry/ coal water mixture
Belum ada yang mengusulkan proyek ini ke pemerintah. Perkiraan investasi sekitar US$ 200 juta.
[Gambas:Video CNBC]
