
Batu Bara RI Tak Laku 20 Tahun Lagi, Tapi Cadangan Melimpah!

Sejak lima tahun terakhir, produksi batu bara Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Bahkan, puncaknya terjadi pada 2019 lalu di mana produksi melebihi 600 juta ton, yakni 616 juta ton.
Pada 2015, produksi batu bara Indonesia mencapai 461 juta ton, lalu sempat turun tipis menjadi 456 juta ton pada 2016, namun naik lagi pada 2017 menjadi 461 juta ton. Kemudian pada 2018 melonjak signifikan menjadi 557 juta ton dan puncaknya tahun lalu sebesar 616 juta ton. Sementara pada 2020 ini produksi ditargetkan sebesar 550 juta ton. Namun hingga Oktober 2020, produksi telah mencapai 459 juta ton.
Peningkatan produksi batu bara tersebut juga berdampak pada peningkatan ekspor dan juga penjualan domestik. Namun porsi penjualan domestik masih jauh lebih rendah dibandingkan ekspor yakni hanya sekitar 25%-30%.
Pada 2015, ekspor batu bara nasional mencapai 367 juta ton, lalu naik menjadi 370 juta ton pada 2016, 389 juta ton pada 2017, 429 juta ton pada 2018, dan puncaknya menyentuh angka 455 juta ton pada 2019. Sementara tahun ini ditargetkan mencapai 395 juta ton. Namun hingga Oktober telah menyentuh 327 juta ton.
Sementara penjualan domestik (Domestic Market Obligation/ DMO) pada 2015 baru sebesar 86 juta ton, naik menjadi 91 juta ton pada 2016, lalu 97 juta ton pada 2017, dan naik signifikan pada 2018 menjadi 115 juta ton, dan puncaknya pada 2019 yang mencapai 138 juta ton. Pada tahun ini ditargetkan mencapai 155 juta ton, namun hingga Oktober telah mencapai 109 juta ton.
(wia)