
Duh! China Sebut Australia 'Anjing Pelacak' AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia mengecam keras tuduhan China yang menyebut Negeri Kanguru 'anjing pelacak' Amerika Serikat (AS).
Hal ini dialamatkan Beijing setelah Australia mengikuti langkah AS melarang beberapa produk China membanjiri negeri benua tersebut.
Dikutip dari AFP, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan mengecam tudingan AS ini. Menurutnya hal tersebut salah dan "merusak hubungan dengan hal yang tidak perlu".
"Keleluasaan yang lebih besar akan dibutuhkan dari kekuatan terbesar di dunia untuk mengakomodasi kepentingan individu dari mitra dan sekutu mereka," katanya dalam pidato online di Forum London, Senin (23/11/2020) malam.
"Kita semua membutuhkan sedikit lebih banyak ruang untuk bergerak."
Hubungan antara Canberra dan Beijing telah mencapai titik terburuk dalam beberapa bulan terakhir. Ini membuat para menteri pemerintah Australia tidak dapat membujuk rekan-rekan China untuk bahkan menerima panggilan telepon mereka.
Keretakan tersebut telah membuat eksportir Australia ditekan China dengan sejumlah blokir perdagangan. China melarang impor pertanian termasuk daging sapi, jelly dan kayu hingga komoditas tambang batu bara.
Terakhir, ribut kedua negara mempengaruhi proyek gas alam cair (LNG) perusahaan Woodside Petroleum. Perusahaan menunda negosiasi penjualan saham di ladang gas ke perusahaan China.
Kepala Eksekutif Woodside Peter Coleman mengatakan pembicaraan sudah dihentikan beberapa bulan lalu. Namun ia tetap berharap untuk menghidupkannya kembali ketika pertengkaran diplomatik mereda.
(sef/sef) Next Article Perang Dagang dengan Australia, China Blokade Anggur Impor
