
Yellen Ikut Angkat Bursa Asia, tapi Tidak Bursa China

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (24/11/2020), seiring dari menguatnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street setelah pengumuman optimis lainnya tentang vaksin virus corona (Covid-19) baru.
Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka melesat 1,51%, Hang Seng di Hong Kong menguat 0,54%, Straits Times Index (STI) di Singapura yang naik 0,64% dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,43%.
Sedangkan indeks Shanghai Composite di China dibuka melemah 0,21% pada hari ini.
Beralih ke barat, bursa saham Wall Street ditutup menggembirakan pada perdagangan Senin (23/11/2020) waktu setempat setelah pengumuman optimis lainnya tentang vaksin Covid-19 baru dan hasil data Purchasing Manager' Index (PMI) yang positif.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,1% ke 29.591,27. Sementara S&P 500 berbasis luas naik 0,6% ke 3.577,59 poin sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya teknologi naik 0,2 % pada 11.880,63.
Sebelumnya, perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca dan Universitas Oxford mengatakan mereka akan meminta persetujuan peraturan untuk vaksin virus corona (Covid-19), setelah menunjukkan efektivitas hingga 90%.
Berita ini muncul setelah pengumuman serupa oleh Pfizer dengan BioNTech dan Moderna pekan lalu, meski jumlah kasus baru di AS terus meningkat dan mendorong penguncian (lockdown) di beberapa negara bagian.
"Ada kabar baik seputar vaksin virus corona, dan ini membangun rasa antusias. Memang vaksin belum bisa dinikmati esok hari, masih butuh waktu setidaknya sebulan," kata Peter Cardillo, Chief Market Economist Spartan Capital Securites yang berbasis di New York, seperi dikutip dari Reuters.
Selain perkembangan vaksin, Presiden AS terpilih Joseph 'Joe' Biden, yang menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai menteri keuangan juga disambut baik oleh pelaku pasar.
Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik. Selain itu, Yellen juga diperkirakan tidak akan membuat regulasi baru untuk perbankan, yang sebelumnya membuat pelaku pasar cemas.
Yellen merupakan ketua The Fed wanita pertama, dan juga akan menjadi menteri keuangan wanita pertama di AS.
Penunjukan Yellen tersebut memberikan hawa positif di pasar keuangan, yang bisa merembet ke Asia pagi ini termasuk ke IHSG.
Sentimen positif lain dari Wall Street juga datang dari pembacaan awal Purchasing Managars' Index (PMI) periode November 2020.
IHS Markit melaporkan, PMI manufaktur AS pada November 2020 diperkirakan 56,7, naik dbandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 53,4. Sedangkan PMI sektor jasa naik menjadi 57,7 dari 56,9.
"Data PMI November memberi gambaran ekonomi AS usal pemilu, dan ternyata hasilnya sangat menggembirakan. Aktivitas bisnis, baik manufaktur maupun jasa, naik ke titik tertinggi sejak Maret 2015. Ini mencerminkan permintaan sudah meningkat sehingga perusahaan mulai merekrut karyawan. Dunia usaha optimistis dengan ekspansi bisnis dalam setahun ke depan," papar Chris Williamson, Chief Business Economist IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
