Libur Akhir Tahun Mau 'Disunat', Ekonomi RI Bakal Sekarat?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 November 2020 12:13
stasiun gambir
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Percepatan laju penyebaran virus corona membuat pemerintah mempertimbangkan untuk meniadakan libur panjang akhir tahun. Lagi-lagi rakyat Indonesia harus prihatin, berkorban agar virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini tidak semakin 'menggila'.

Pada kuartal III-2020, ekonomi Indonesia membaik meski masih terkontraksi 3,49% YoY. Awalnya ada harapan pencapaian kuartal IV-2020 bisa lebih baik lagi, salah satunya karena libur panjang yang mendongrak konsumsi masyarakat.

Akan tetapi, ada kemungkinan libur panjang akhir tahun dipangkas. Awalnya libur panjang direncakan berdurasi 11 hari, tetapi bisa jadi bakal 'disunat'.

"Berkaitan dengan masalah libur, cuti bersama akhir tahun, termasuk libur pengganti cuti bersama Hari Raya Idul Fitri, Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan," ungkap Muhadjir Effendy, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Akibatnya, kemungkinan kinerja ekonomi nasional pada kuartal IV-2020 tidak akan sebaik perkiraan. Ekonomi sepanjang 2020 pun hampir mustahil tumbuh positif.

Proyeksi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi 2020 adalah -1,7% sampai -0,6%. Tidak ada angka positif, pencapaian terbaik pun sepertinya masih akan minus.

"Kami memperkirakan ekonomi Indonesia masih berada di zona resesi pada kuartal IV-2020 dengan pertumbuhan -1,75% YoY. Untuk keseluruhan 2020, kami menurunkan proyeksi dari -0,61% YoY menjadi -1,96% YoY.

"Meski ada kecenderungan kasus di DKI Jakarta dan Jawa Timur, dua hotspot pandemi terparah di Indonesia, tetapi pasien di dua provinsi tersebut tetap tinggi. Ini menjadi hambatan konsumen untuk berbelanja, terutama kelompok menengah-atas," papar riset Mirae Asset.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular