
Bos Bulog Berambisi Genjot Produksi Pangan dari Sagu

Jakarta, CNBC Indonesia - Sagu telah lama jadi makanan pokok khususnya di masyarakat Indonesia bagian timur. Pemerintah kini berencana untuk menjadikan sagu sebagai sumber potensi pangan selain beras.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, sumber pangan di Indonesia saat ini berlimpah, mulai dari ubi, jagung, hingga sagu. Dalam mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan, dia mengatakan secara bertahap sudah mulai direalisasikan.
"Bulog bekerja sama dengan BPPT [Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi], Institut Pertanian Bogor, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian dan stakeholder lainnya, bagaimana untuk kita bergiat membangun pangan dari sagu dengan segala turunannya," jelas pria yang kerap disapa Buwas dalam video conference, Selasa (20/10/2020).
Populasi sagu di Indonesia tersebar di areal 5,5 juta hektare yang sebagian besar ada di kawasan timur Indonesia. Jumlah terbesar di Provinsi Papua, yakni 4,7 juta hektare, Papua Barat 510.213 hektare, dan Kepulauan Maluku 60.000 hektare. Sisanya di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Sebanyak 90% sagu dunia ada di Indonesia.
Sayangnya, kata Buwas, dari 5,5 juta hektare pengelolaan lahan sagu, Indonesia baru bisa mengelolanya 5% saja.
"Kalau ini bisa kelola 10% sampai 15% saja, maka sebenarnya sumber pangan kita selain beras, itu kita punya tambahan yang luar biasa," tuturnya.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini, Bulog akan bekerja sama dengan beberapa pihak swasta untuk membangun pabrik-pabrik pengolahan sagu, termasuk ubi, dan singkong. Yang diharapkan dengan adanya kerja sama dengan pihak swasta ini, potensi sumber pangan selain beras bisa terwujud.
Buwas mengklaim pembangunan pabrik-pabrik pangan itu akan tersebar di 20 wilayah di Indonesia.
"Jadi prioritas ada 20 wilayah yang akan segera kita bangun pabrik-pabrik pengolahan sagu, termasuk singkong [...] Sudah mulai, produknya sudah jadi, sudah ada," katanya.
"Sudah kita edarkan ke beberapa provinsi wilayah, dan Insya Allah dalam waktu dekat justru akan kita edarkan di seluruh Indonesia," jelas Buwas.
Potensi Sagu di Indonesia
Di Indonesia, sagu dikenal sebagai bahan baku pati atau tepung yang dapat digunakan untuk membuat berbagai macam makanan, mulai dari papeda, sagu lempeng, hingga pempek.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono menjelaskan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan sagu. Sayangnya, saat ini hanya ratusan lahan yang baru bisa tergarap.
"Kalau kita rekapitulasi, potensinya mencapai 5,5 juta hektare. Dari 5,5 juta hektare baru 340.000 hektare yang digunakan," jelas Momon dalam kesempatan yang sama.
Dari lahan 340.000 hektare sagu yang digunakan, pun hanya bisa menghasilkan 3,57 ton per hektare. Padahal sebetulnya, produktivitas sagu bisa bisa ditingkatkan hingga lebih dari 10 ton.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, 96% lahan sagu di Indonesia masih dikelola oleh perkebunan rakyat, sisanya 4% dikelola oleh pihak swasta.
"Jadi dari 340.000 hektare, 96% atau 302.000 hektare ini perkebunan rakyat. Sedangkan pihak swastanya hanya 4%," ujar Momon.
Indonesia masih menemui beberapa tantangan dalam proses pengolahan sagu. Hal itu menyebabkan, sagu yang benar-benar bisa dihasilkan dengan kualitas yang baik hanya berkisar 41,44% saja.
Penyebab masih rendahnya produktivitas dan kualitas dari sagu yang dihasilkan di Indonesia itu, kata Momon karena pengolahannya masih terbilang sangat tradisional.
Pemerintah pun bersama-sama badan dengan berbagai perguruan tinggi akan menyediakan benih unggul, serta akan melakukan penanaman sagu dengan proses agrikultur yang baik dan pemupukan yang benar.
"Kementan akan menyiapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam meningkatkan produktivitas. Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas, perlu ada pelatihan/bimbingan teknis," jelas Momon.
Momon juga menjelaskan, sagu merupakan sumber karbohidrat yang baik dengan kandungan karbohidratnya mencapai 85%, serta mengandung 365 kalori. Selain itu, sagu juga rendah gula.
"Jadi kalau mengonsumsi sagu dari aspek karbohidrat terpenuhi, dari sisi lain juga rendah gula," tuturnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagu Lama Diversifikasi Pangan: Sagu Bisa Gantikan Beras?