Lion Air Digugat

Ngeri! Gelombang Gugatan Hukum Hantui Maskapai RI

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
25 September 2020 16:21
Maskapai Penerbangan Lion Air. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Maskapai Penerbangan Lion Air. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 benar-benar menyebabkan tekanan industri penerbangan dunia, termasuk Indonesia. Kini, banyak maskapai terancam menghadapi gugatan hukum dari para mitra termasuk perusahaan penyewaan pesawat atau lessor karena menunggak kewajiban.

Terbaru, Lion Air digugat oleh lessor Goshawk Aviation di Pengadilan Tinggi Niaga London, Inggris. Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Bayu Sutanto, menyatakan bahwa kondisi serupa juga menghantui maskapai lain.

"Memang saat ini bukan hanya di Lion Air Group, tetapi di Garuda Group juga memang banyak masalah perdata dengan pihak lessor," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/9/20).

Selain Garuda Indonesia dan Lion Air, dia menyebutkan ada kemungkinan persoalan serupa juga dialami airline lain. Hanya saja, dia tak menyebutkan lebih rinci mengenai jumlah kasus perdata antara airline dengan lessor.

"Ada beberapa airline lain yang mungkin nggak ada di berita sih. Kalau di berita mainstream baru Lion dan Garuda," bebernya.

Dikatakan bahwa potensi sengketa ke meja hijau tidak hanya bisa terjadi pada satu lessor. Pasalnya, maskapai yang selama ini punya kapasitas penerbangan cukup tinggi biasanya memiliki kerja sama dengan banyak perusahaan rental pesawat.

"Lessor-nya kan untuk airline yang besar ini tidak hanya satu. Satu lessor mungkin hanya 5 sampai 10 pesawat dan itu bisa dihitung. 100 pesawat saja mungkin ya lebih dari 5 lessor umumnya," katanya.

Dia menjelaskan bahwa biaya sewa pesawat memang menjadi salah satu beban yang tinggi dalam operasional penerbangan. Kini, hampir semua penerbangan di dunia mengalami masalah yang sama.

"Jadi di sewa pesawat, ini bagian komponen fixed cost yang cukup besar dari biaya operasi penerbangan ini dalam mata uang asing juga biasanya. Dan ini hampir semua airline baik swasta maupun BUMN pun ya tidak mampu bayar boleh dibilang," tuturnya.

Dengan kondisi ini, dia memperkirakan 90% airline kesulitan membayar biaya sewa pesawat akibat pandemi Covid-19. Alhasil, pihak lessor ikut kelimpungan untuk membiayai operasional perusahaannya.

"Umumnya dengan adanya pandemi ini begitu airline-nya tidak terbang, pihak lessor pun juga mengalami masalah yang sama. Jadi mereka mengalami masalah likuiditas juga karena mungkin 90% lebih airline tidak bayar," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Rusdi Kirana Pemilik Lion Air Bikin Maskapai Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular