
Duduk Perkara Gugatan Rp189 M Terhadap Lion Air di Inggris

Jakarta, CNBC Indonesia - Lion Air digugat di Pengadilan Niaga London, Inggris, hingga 10 juta pound (Rp 189 miliar). Goshawk Aviation Ltd menuntut maskapai milik Rusdi Kirana itu karena berutang pembayaran sewa tujuh jet Boeing.
Dikutip dari media Law360, yang khusus membahas masalah hukum perusahaan berbasis di AS, ada perjanjian yang dilakukan kedua perusahaan di tahun 2015 hingga 2020. Lion setuju memberi uang muka (deposit) sebesar 5,5 juta pound untuk perjanjian sewa.
Goshawks dan delapan perusahaan afiliasinya mengatakan jumlah tunggakan Lion Air mulai dari 1,6 juta hingga 2,5 juta pound. Para penggugat mengharapkan bisa memenangkan gugatan dan menerima 10 juta pound sebagai kompensasi. Media itu juga menulis formulir gugatan dimasukkan 24 Juli. Penggugat diwakili Holman Fenwick Willan.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait buka suara mengenai hal ini. Dia mengaku sebelumnya sudah berbicara dengan pihak perusahaan rental pesawat tersebut.
Kendati demikian, tampaknya pembicaraan tersebut menemui jalan buntu sehingga berlanjut ke jalur hukum. Edward sendiri mengaku tidak tahu alasan Goshawk Aviation Ltd lebih memilih jalur hukum ketimbang menyelesaikannya secara bisnis.
"Saya nggak tahu, kan itu mereka. Dengan lessor lain kita ada keinginan bersama mencari solusi, nah mereka (Goshawk Aviation Ltd) langsung memilih jalur hukum," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/9/20).
Selama ini, Lion Air Group tidak hanya menyewa pesawat dari Goshawk Aviation Ltd. Ada pula perusahaan lain yang bekerja sama dengan Lion Air Group dan semuanya tengah menghadapi situasi yang sama. Dengan perusahaan-perusahaan inilah Lion Air gencar mencari solusi bersama.
"Belum (menemukan solusi), artinya belum final. Tapi kita ada keinginan membicarakan mencari solusinya," kata Edward.
Mengenai adanya potensi lessor lain mengikuti langkah Goshawk Aviation Ltd membawa permasalahan ke meja hijau, Edward enggan banyak berkomentar. Menurutnya, setiap langkah yang diambil perusahaan mitranya adalah wewenang dari masing-masing perusahaan.
"Saya nggak bisa komentarin, itu kan masalah orang. Kan kita nggak bisa mengetahui, yang penting sudah bicara dengan mereka," lanjutnya.
Kini, pihaknya juga tengah menanti tahapan dari gugatan yang dilayangkan di Pengadilan Niaga London, Inggris. Edward memilih merahasiakan langkah yang bakal diambil Lion untuk menghadapi gugatan tersebut.
"Kita tunggu saja. Tentunya kan ada, nanti pasti di pengadilan, kita lihat seperti apa," ujarnya.
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengaku bahwa kondisi sedang krisis.
"Dunia industri penerbangan (internasional dan nasional) saat ini tengah berada (mengalami) kondisi dan situasi di luar kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya, akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)," kata Danang, Kamis (24/9/20).
Danang mengakui bahwa kondisi tersebut juga dialami oleh Lion Air. Adapun terkait dengan kesepakatan kerja sama (kontraktual) yang telah disepakati sebelum kejadian pandemi Covid-19 menyangkut kewajiban pada masa pandemi ini, Lion Air telah bekerja sama dengan seluruh lessor yang menjadi mitra perusahaan untuk mencari jalan keluar (solusi) terbaik atas permasalahan yang dihadapi.
"Pada proses pembicaraan, hampir semua lessor mendukung dan berkeinginan serta menyepakati untuk mencari solusi bersama sebagai langkah yang akan ditempuh atas permasalahan yang dihadapi. Namun ada satu lessor Goshawk Aviation Limited yang berkehendak lain yaitu menempuh melalui jalur hukum," ujar Danang.
Di awal pandemi Covid-19, Lion Air memutuskan akan memberlakukan seluruh lessor dengan adil dan setara, untuk memastikan bahwa tidak ada perlakuan yang berbeda (preferential) antara satu lessor dengan lessor lainnya.
"Lion Air terus memberlakukan seluruh lessor secara setara (adil) dalam negosiasi dan terus berkomitmen untuk menemukan solusi yang adil termasuk dengan Goshawk, semua pihak bekerja bersama untuk melewati masa krisis ini," kata Danang.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiket Pesawat Mahal, Bos Lion Air Rusdi Kirana Akhirnya Suara