Internasional

Siap-Siap! RI-AS Bakal Masuk Babak Baru Hubungan Dagang

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 September 2020 13:03
muhammad lutfi. Ist
Foto: muhammad lutfi. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Muhammad Lutfi, mengatakan Indonesia dan AS terus mengupayakan hubungan dagang yang lebih baik untuk masa depan. Saat ini kedua negara terus melakukan sejumlah penyesuaian demi mencapai tujuan tersebut, jelasnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/9/2020).

"Jadi perubahan yang paling penting sebenarnya di dewasa ini adalah bagaimana hubungan perdagangan Indonesia dan AS memasuki babak baru. Jadi , kalau di zaman dahulu, Amerika merupakan sebuah market atau sebuah pasar untuk Indonesia masuk dan kita memang secara tradisi telah mendapatkan surplus yang besar," katanya.

"Di dalam era kolaborasi ini kita harus menyesuaikan dengan tata dan cara baru berdagang dunia. Yaitu untuk kita bisa memasarkan barang-barang utama Indonesia ke AS. Pada saat yang bersamaan kita juga harus bisa menjamin barang-barang AS itu dapat bersaing dengan baik untuk memasuki pasar Indonesia."

Ia mengatakan, salah satu komitmen utama yang sangat diharapkan dapat selesai dalam waktu dekat adalah soal Generalized System of Preferences (GSP). Fasilitas ini merupakan yang utama bagi Indonesia untuk tetap diberlangsungkan dan diperpanjang.

"Sebab, seperti kita ketahui, banyak negara-negara mitra GSP seperti India sudah dicabut. Thailand sebagian sudah dicabut dan kita dalam proses review, dan kita masuk di dalam daripada negara-negara yang dianggap mampu untuk memperbaiki daripada iklim perdagangannya di man kedua belah negara dapat mendapatkan keuntungan dari fasilitas tersebut," ungkapnya.

"Yang kedua, kita juga ingin memulai setidaknya terobosan baru dalam perdagangan dunia, yang dewasa ini agak sedikit sulit karena keputusan-keputusan multilateral berkurang, yaitu dengan cara memulai pembicaraan yang disebut dengan Limited Trade Agreement atau Limited Trade Deal."

Tujuan dari kesepakatan tersebut, kata mantan Menteri Perdagangan itu adalah untuk mengurangi tarif ekspor-impor yang ada saat ini.

"Di mana barang-barang yang sebenarnya sudah 5% bisa menjadi 0% tanpa persetujuan kongres atau barang-barang yang di atas 5% bisa berkurang menjadi 50% tarif bea masuknya ke Amerika Serikat dan ini adalah target utama kami dalam jangka pendek, satu sampai dua tahun ke depan, memastikan bahwa kita mempunyai terobosan baru di dalam perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]


(res/sef) Next Article Resmi! AS Perpanjang Fasilitas GSP Kepada Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular