Internasional

Alamak! Trump Lempar 'Bom' Lagi, Visa 1.000 WN China Dicabut

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 September 2020 08:40
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC IndonesiaAmerika Serikat (AS) telah mencabut visa untuk lebih dari 1.000 warga negara China, mengikuti aturan presiden pada 29 Mei. Penangguhan masuk para pelajar dan peneliti itu diambil dengan alasan membahayakan keamanan, kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri, Rabu (9/9/2020).

Penjabat kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf, mengatakan sebelumnya bahwa AS memblokir visa untuk mahasiswa pascasarjana dan peneliti China tertentu yang terkait dengan strategi fusi militer China untuk mencegah mereka mencuri dan juga melakukan penelitian sensitif.

Wolf juga mengungkit praktik bisnis yang tidak adil dan spionase industri yang dilakukan China dalam pidatonya. Selain itu, ada juga tuduhan upaya untuk mencuri penelitian virus corona oleh China dan menyalahgunakan visa pelajar untuk mengeksploitasi akademisi AS.

"Amerika Serikat juga mencegah barang-barang yang diproduksi dari tenaga kerja budak memasuki pasar kami, menuntut agar China menghormati martabat yang melekat pada setiap manusia," katanya, merujuk pada dugaan kekerasan terhadap Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, China.

Sementara itu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan keputusan pembekuan visa itu diambil di bawah proklamasi yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 29 Mei sebagai bagian dari tanggapan AS terhadap langkah China membatasi demokrasi Hong Kong.

"Mulai 8 September 2020, Departemen telah mencabut lebih dari 1.000 visa warga negara China, mengikuti Proklamasi Presiden 10043, sehingga tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa," katanya, mengutip Reuters.

"Mahasiswa pascasarjana dan peneliti berisiko tinggi yang tidak memenuhi syarat mewakili sebagian kecil orang China yang datang ke Amerika Serikat untuk belajar dan meneliti dan bahwa siswa dan cendekiawan yang sah akan terus disambut."

Sebelumnya pada Juni, China telah memberikan tanggapan pasca AS mengumumkan aturan tersebut. Pada saat itu China mengatakan bahwa pihaknya dengan tegas menentang setiap langkah AS untuk membatasi siswa mereka belajar di negara itu dan mendesak AS untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pertukaran dan pemahaman bersama.

Ada sekitar 360.000 warga negara China yang belajar di Amerika Serikat, menyumbang pendapatan yang signifikan ke perguruan tinggi AS, bahkan meskipun di tengah pandemi Covid-19 saat ini.


(res/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Dingin AS-China, Ini Deretan Konflik Trump-Xi Jinping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular