Internasional

Corona 'Bunuh' Sektor Penerbangan, Puluhan Ribu Orang Di-PHK

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 August 2020 10:36
Pesawat Kepresidenan Meksiko
Foto: Pesawat Kepresidenan Meksiko (AP/Marco Ugarte)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbangan menjadi salah satu industri yang paling terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu karena wabah asal Wuhan, China itu telah memaksa berbagai negara melakukan penguncian (lockdown) sehingga penerbangan domestik dan internasional mengalami penurunan drastis hingga beberapa harus dihentikan total.

Akibat itu, keuangan perusahaan-perusahaan di sektor ini, seperti perusahaan pembuat pesawat dan maskapai, terganggu. Dampaknya, banyak dari perusahaan dan maskapai yang meminta karyawannya mengambil cuti, baik dengan atau tanpa gaji, juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sejauh ini telah ada sejumlah maskapai yang mengumumkan PHK dan rencana PHK pada ratusan hingga puluhan ribu staff, berikut daftarnya.

1. Qantas Airways

Qantas Airways Ltd mengumumkan rencana untuk mengurangi hingga 2.500 pekerja melalui outsourcing. Tujuan dari PHK adalah untuk mengurangi biaya akibat menurunnya pendapatan di tengah pandemi, kata maskapai nasional Australia itu, Selasa (25/8/2020).

Sebelumnya pada Juni perusahaan telah melakukan PHK pada 6.000 orang di seluruh angkatan kerjanya. Dengan pengumuman terbaru, maka total pegawai yang dirumahkan akan mencapai hampir 30% dari total pekerjanya sebelum pandemi menyerang, menurut Reuters.

2. Delta Air Lines

CNBC International melaporkan bahwa maskapai Amerika Serikat (AS) Delta Air Lines Inc berencana untuk merumahkan 1.941 pilot pada bulan Oktober dengan tujuan untuk menghemat biaya. Rencana tersebut menargetkan pilot yang dipekerjakan pada atau setelah 17 Juli 2017. Mereka akan menerima pemberitahuan tentang hal tersebut minggu ini, kata perusahaan.

Dalam sebuah memo kepada pilot, wakil presiden senior operasi penerbangan Delta, John Laughter, menyatakan bahwa maskapai tersebut kemungkinan hanya akan membutuhkan sekitar 9.450 pilot untuk musim panas 2021, yang diperkirakan akan menjadi periode puncak penerbangan selama 12-18 bulan ke depan.

Angka itu jelas mengejutkan, mengingat Delta saat ini memiliki sekitar 11.200 pilot aktif dalam daftarnya.

Sebelumnya pada Juni Delta telah memperingatkan 2.558 pilot tentang kemungkinan untuk mengambil cuti. Perusahaan juga telah menawarkan PHK sukarela dan program pensiun dini.

3. Virgin Australia

Virgin Australia awal bulan ini telah merumahkan 3.000 pekerjanya atau sekitar sepertiga dari tenaga kerja total maskapai penerbangan tersebut. PHK tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi Bain Capital terhadap maskapai penerbangan terbesar kedua di Australia itu. Bain Capital merupakan investor Virgin Australia.

Selain PHK, Bain Capital mengumumkan bahwa mereka akan menutup maskapai penerbangan bertarif rendah milik Virgin, Tigerair. Itu berarti akan ada PHK besar-besaran lainnya setelah sekitar 220 pilot Tigerair diberhentikan.

Beberapa aset Virgin juga dijual, termasuk sejumlah Boeing 737 kepada Rex, maskapai regional yang telah menerima US$ 54 juta bantuan pemerintah. Hasil penjualan akan digunakan untuk membayar kreditur terjamin Virgin, lapor WSWS.

4. Air France-KLM

Maskapai penerbangan Perancis-Belanda Air France-KLM, bersama dengan anak maskapainya, Hop, berencana melakukan lebih dari 8.000 PHK. Pengumuman itu dikeluarkan awal bulan ini setelah melaporkan kerugian operasi hampir US$ 2 miliar untuk kuartal kedua.

Jumlah penumpang maskapai telah turun 60% pada paruh pertama tahun 2020 dibandingkan dengan 2019. "Bisnis telah mengalami dampak pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya." kata Ben Smith, CEO Air France-KLM, mengutip CGTN.

5. British Airways

British Airways telah meminta lebih dari 6.000 karyawannya, yang lebih banyak karyawan senior, mengambil redundansi sukarela pada 7 Agustus 2020. Pengumuman dikeluarkan setelah sebelumnya pada April maskapai itu mengumumkan bahwa 12.000 karyawannya akan kehilangan pekerjaan.

Selain langkah itu, British Airways juga telah meminta sejumlah karyawan melakukan perubahan pada kontrak kerja mereka, termasuk pemotongan gaji, karena ketidakpastian dalam bisnis penerbangannya. Menurut Aerotime, sebagian karyawan mengalami pemotongan gaji hingga 70%.



6. Lufthansa

Maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa Airlines, mengatakan pihaknya berencana untuk memangkas 22.000 pekerjaan di seluruh dunia setelah mencatat kerugian bersih 1,5 miliar euro pada kuartal kedua.

Jika menghitung kerugian bersih pada kuartal pertama, maskapai ini membukukan total kerugian bersih 3,62 miliar euro pada paruh pertama tahun 2020 karena pandemi Covid-19.

Sebagai tanggapan atas hal itu, Lufthansa berencana untuk memangkas biaya hingga 15% pada tahun 2023. Maskapai juga berencana mengurangi armada setidaknya 100 pesawat dan mengurangi 22.000 pekerja penuh waktu, yang setengahnya di Jerman.

Per akhir Juni, perusahaan tersebut telah merumahkan hampir 8.300 karyawan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, yang banyak dari mereka berada di Amerika Serikat.

7. Ryanair

Maskapai Irlandia Ryanair berencana untuk melakukan PHK dalam beberapa bulan mendatang dikarenakan industri penerbangan belum juga pulih.

"Kami mengurangi penerbangan ke dan dari Irlandia karena pemesanan kami terguncang dari bulan September dan Oktober." Kata CEO maskapai Michael O'Leary pada The Hard Shoulder Newstalk.

"Sayangnya, kami sekarang sedang melihat kemungkinan kehilangan pekerjaan lebih banyak di sini di Irlandia pada saat pemesanan di sebagian besar negara Eropa lainnya pulih dengan kuat." tambahnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

8. Emirates Airline

Presiden Emirates Airline, Tim Clark mengatakan kepada BBC World News pada 11 Juli bahwa sebanyak 15% tenaga kerja maskapai penerbangan mungkin akan menghadapi PHK.

Angka itu setara dengan sekitar 9.000 pekerja dari 60.000 staf Emirates. Angka itu juga lebih tinggi dari rencana PHK 6.000 pekerja yang telah diumumkan sebelumnya.

9. Qatar Airways

Pada bulan Mei, operator Timur Tengah Qatar Airways juga mengumumkan pengurangan pekerjaan yang mempengaruhi hingga 9.000 posisi atau sekitar seperlima dari tenaga kerjanya yang berjumlah sekitar 45.000 karyawan, menurut Flight Global.

10. SAS

Scandinavian Airlines (SAS), maskapai penerbangan milik Denmark, Norwegia, dan Swedia, mengatakan pada akhir April bahwa mereka akan memangkas hingga 5.000 pekerja atau hampir setengah dari tenaga kerjanya.

11. Norwegian Air

Empat dari anak perusahaan Norwegian Air, yang ada di Swedia dan Denmark, telah mengajukan kebangkrutan pada akhir April. Maskapai itu juga mengakhiri berbagai kontrak kepegawaian di AS dan Eropa. Secara keseluruhan, 4.700 pekerja akan terdampak PHK.

12. EasyJet

Maskapai penerbangan bertarif rendah Inggris, EasyJet memangkas sekitar 4.500 pekerja atau 30% dari tenaga kerjanya pada Juni. Maskapai mengatakan akan mengurangi lebih banyak lagi jika pemerintah Inggris mempertahankan aturan lockdown di Inggris Raya.

13. Alaska Airlines

Alaska Airlines, yang mempekerjakan sekitar 23.000 orang, mengatakan pada Juni bahwa mereka akan merumahkan hingga 3.000 pekerja.

14. Finnair

Maskapai nasional Finlandia, Finnair, mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.000 karyawannya atau setara sekitar 15% dari angkatan kerjanya.

Finnair mengatakan 1.000 pekerja yang terdampak PHK tidak termasuk awak kabin dan dek penerbangan. Mereka hanya akan diminta untuk terus mengambil cuti sampai ada pemberitahuan lebih lanjut, jelas perusahaan.

15. IndiGo

Maskapai penerbangan terbesar India, IndiGo mengatakan akan memecat 10% stafnya pada Juli dan berupaya untuk menghemat biaya hingga 40 miliar rupee.

"Tidak mungkin bagi perusahaan kami untuk melewati badai ekonomi ini tanpa melakukan pengorbanan, demi kelangsungan operasi bisnis kami," kata CEO IndiGo, Ronojoy Dutta dalam sepucuk surat kepada investor pada Juli.

16. Alaska Airlines

Alaska Airlines bersiap untuk merumahkan sebanyak 3.000 pekerja dari 23.000 tenaga kerjanya tahun depan.

"Hal-hal kemungkinan tidak akan kembali ke tingkat sebelum Covid-19 dalam 12 bulan ke depan," kata Presiden Alaska Air Group Ben Minicucci dalam wawancara video pada Juni.

"Kami melihat perusahaan yang lebih kecil pada 2021. Kami melihat industri yang lebih kecil, sebenarnya. Kami pikir kami akan mengurangi sekitar 3.000 pekerja."

17. American Airline

American Airlines berencana untuk melakukan PHK pada 19.000 karyawan pada Oktober ketika bantuan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk melindungi pekerja berakhir.

"Kami telah berkali-kali memberi Anda, seringkali informasi baru yang serius di dunia yang tidak dapat kami bayangkan selama pandemi ini," tulis CEO American Airlines Doug Parker dan presidennya, Robert Isom, dalam catatan kepada staf, Selasa (25/8/2020).

"Hari ini adalah pesan tersulit yang harus kami umumkan sejauh ini, pengumuman pengurangan staf yang tak terhindarkan mulai 1 Oktober." tambahnya, mengutip CNBC International.

American Airlines yang berbasis di Fort Worth, Texas, mempekerjakan lebih dari 140.000 orang pada Maret.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular