Internasional

Heboh PHK Massal, American Airlines Pangkas 19 Ribu Karyawan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 August 2020 08:48
American Airlines. Ist
Foto: American Airlines. Ist

Jakarta, CNBC IndonesiaAmerican Airlines berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 19.000 karyawan pada Oktober ketika bantuan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk melindungi pekerja berakhir.

"Kami telah berkali-kali memberi Anda, seringkali informasi baru yang serius di dunia yang tidak dapat kami bayangkan selama pandemi ini," tulis CEO American Airlines Doug Parker dan presidennya, Robert Isom, dalam catatan kepada staf, Selasa (25/8/2020).

"Hari ini adalah pesan tersulit yang harus kami umumkan sejauh ini, pengumuman pengurangan staf yang tak terhindarkan mulai 1 Oktober," tambahnya sebagaimana dikutip CNBC International.



American Airlines yang berbasis di Fort Worth, Texas, mempekerjakan lebih dari 140.000 orang pada Maret. Maskapai itu dan maskapai lainnya di AS, telah dilarang merumahkan pekerja hingga 30 September di bawah persyaratan paket bantuan federal senilai US$ 25 miliar (sekitar RP 350 triliun) yang dikhususkan bagi operator penerbangan untuk menghadapi krisis corona.

Setelah bantuan itu berakhir, perusahaan merasa tidak akan sanggup mempertahankan pekerjanya dikarenakan pendapatannya terganggu akibat permintaan perjalanan yang turun drastis. American Airlines mengatakan kapasitas kuartal keempatnya akan menjadi setengah dari level tahun lalu dan penerbangan jarak jauh internasional hanya akan mencakup 25% dari jadwal 2019.

Pasca PHK Oktober, maskapai itu mengatakan jumlah karyawannya yang diberhentikan akan menjadi sekitar 40.000 orang. Angka itu sudah menghitung cuti 17.500 pekerja serikat, termasuk pramugari, pilot dan mekanik, dan 1.500 pekerjaan administrasi dan manajemen.



Sebelum American Airlines, pada Senin lalu Delta Air Lines juga telah mengumumkan rencana PHK pada 1.941 pilot mereka. Namun perusahaan mengatakan rencana itu bisa dicegah jika mereka berhasil mencapai kesepakatan pemotongan biaya dengan serikat pekerja.

Pada bulan lalu, United Airlines juga telah mengumumkan risiko PHK sukarela pada 36.000 karyawannya.

Penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 dikarenakan wabah asal Wuhan, China itu telah memaksa berbagai negara melakukan penguncian (lockdown) untuk menekan penyebaran virus. Akibat itu, penerbangan domestik dan internasional menjadi turun secara drastis.

Untuk meredam dampak mengerikan di industri penerbangan, pemerintah AS telah mengeluarkan bantuan paket pendanaan untuk menghindari gelombang PHK di sektor itu. Di mana pada Maret lalu pemerintah mengeluarkan paket pendanaan senilai RP 350 triliun yang berlaku sampai bulan September.

Serikat buruh dan operator telah mendesak anggota parlemen untuk memberikan bantuan RP 350 triliun lainnya untuk melindungi pekerja dari PHK hingga Maret. Namun, proposal yang mencakup bantuan itu dan bantuan lainnya untuk pihak yang terdampak corona, gagal mendapat persetujuan Kongres.

"Satu-satunya masalah dengan undang-undang tersebut adalah ketika diundangkan pada Maret, diasumsikan bahwa pada 30 September, virus akan terkendali dan permintaan untuk perjalanan udara akan kembali," kata mereka."Jelas bukan itu masalahnya."

"Perpanjangan bantuan federal akan memberikan satu kemungkinan yaitu menghindari PHK paksa ini pada 1 Oktober," kata para eksekutif penerbangan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHK Hantui Maskapai, American Airlines Pangkas 30% Staf

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular