Maskapai American Airlines mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 25 ribu karyawannya atau sekitar 29% dari total tenaga kerja saat ini. (AP/Rick Bowmer)
PHK terpaksa ditempuh oleh perusahaan seiring anjloknya tingkat okupansi akibat pandemi corona atau Covid-19 di negeri Paman Sam. (AP/Rick Bowmer)
CEO American Airlines Doug Parker dan Presiden Robert Isom menyatakan, pendapatan perusahaan terpangkas hingga 80% pada Juni, dibandingkan periode yang sama di tahun 2019. (AP/Rick Bowmer)
"Adanya peningkatan penularan Covid-19 di beberapa negara bagian mendorong diberlakukannya lockdown secara ketat dan berulang. Imbasnya permintaan untuk perjalanan udara menjadi turun drastis," ujar Doug dan Robert, dilaporkan CNBC International. (AP/Rick Bowmer)
Dua petinggi maskapai itu menyebut, sejak April lalu seluruh maskapai di Amerika Serikat telah memperoleh dana talangan dari pemerintah federal sebesar USD 25 miliar. Syaratnya maskapai dilarang keras untuk memangkas gaji atau melakukan PHK terhadap pekerjanya sampai 30 September 2020. (AP/Rick Bowmer)
Perusahaan telah meminta pegawainya untuk bertahan selama dua tahun atau mengambil penawaran untuk pensiun dini. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan pegawai memperoleh pendapatan sebelum jatuh tempo PHK. (AP/Rick Bowmer)
Akan tetapi, saat ini perusahaan tengah dihadapkan pada kondisi sulit akibat mengganasnya pandemi di sejumlah negara bagian. Imbasnya kini maskapai kesulitan dalam menjaga kelangsungan bisnisnya setelah cash flow mengering. (AP/Rick Bowmer)
Sementara itu, Presiden Association of Professional Flight Attendants, Julie Hedrick mengungkapkan, serikat pekerja industri penerbangan mendorong Kongres untuk penambahan dana insentif bagi maskapai dan perbaikan administrasi oleh presiden Trump dalam waktu dekat. Langkah ini bermaksud untuk mencegah PHK dan menyelamatkan gaji pegawai sesuai mandat federal. (AP/Rick Bowmer)