
'Harta' Ini Buat China Pantang Mudur di Laut China Selatan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menyebut ada beberapa alasan mengapa China terus memperkuat klaimnya atas wilayah Laut China Selatan.
Salah satunya adalah karena ketergantungannya akan sumber daya yang ada di laut itu untuk memenuhi kebutuhan 1,2 miliar penduduknya.
"Untuk China, terus terang mereka tidak mau mundur karena ada dua hal. Pertama dia tahu bahwa dia punya 1,2 miliar penduduk yang butuh resources ya, sumber daya alam, dan kita tahu di Laut China Selatan itu banyak sumber daya alamnya sehingga mereka akan agresif untuk mendapatkan itu," kata Hikmahanto dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Selasa (28/7/2020).
"Kedua, pemerintah China juga tidak mau kelihatan lembek di mata rakyat China ketika berhadapan dengan Amerika Serikat, sehingga mereka akan terus bersitegang."
Sebagaimana diketahui, sejak saat virus corona (COVID-19) mewabah, China telah memperkuat kehadirannya di kawasan yang disengketakan banyak negara itu. China juga terus memperluas klaimnya.
Langkah itu telah mendapat kecaman dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Australia. AS bahkan telah menambah jumlah armadanya yang berpatroli di kawasan selama beberapa bulan terakhir. Alasannya demi menjaga kedamaian dan kebebasan kawasan.
Namun demikian, China mengabaikan penolakan-penolakan itu dan terus melakukan aktifitasnya di kawasan, termasuk mengadakan latihan militer dan membangun pulau-pulau buatan.
Sayangnya, sikap "keras kepala" dari kedua pihak telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang senjata akan terjadi. Namun demikian, menurut Hikmahanto hal menakutkan itu mungkin tidak akan terjadi karena baik AS dan China sama-sama masih mampu menahan diri.
"Nah, menurut saya dan harapan saya (perang) tidak terjadi. Tapi, bukan berarti ini akan mereda dengan sendirinya," katanya, sebelum menambahkan bahwa negara lain di kawasan perlu berpartisipasi untuk mewujudkan perdamaian antar kedua negara terjadi.
"Di sinilah peran Indonesia, menurut saya, kita harus berpartisipasi aktif untuk "mendamaikan" mereka. Jadi kita bisa menjadi peace-broker antara China dengan Amerika Serikat untuk tidak merubah ketegangan yang ada ini menjadi kekerasan, penggunaan kekerasan, penggunaan senjata di Laut China Selatan karena bagi Indonesia dan bagi banyak negara di kawasan tentu ini tidak akan menguntungkan siapa-siapa, terutama tidak menguntungkan negara yang ada di kawasan seperti Indonesia, Filipina dan seterusnya."
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Klaim Ditentang AS di Laut China Selatan, China: Provokator
