Penumpang Drop, Bandara Mengais-ngais Uang dari Kargo

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
22 July 2020 18:36
foto : Ist/cnnindonesia.com
Foto: Ist/cnnindonesia.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis penerbangan lesu akibat pandemi Covid-19. Hal ini berdampak pula pada kondisi para operator bandara. Untuk bertahan hidup, Angkasa Pura I bahkan sampai harus mengambil peluang di luar arus penumpang.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan bahwa krisis yang dialami saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Karena itu, pihaknya merumuskan sejumlah strategi yang sebelumnya juga belum pernah dilakukan.

"Ini krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga kami identifikasi risiko terhadap strategi kita, keuangan kita, dan operasional kita," ujarnya dalam sebuah webinar, Rabu (22/7/20).

Dikatakan, meski tengah tertekan namun bandara masih harus menjaga layanan operasional tetap prima. Dia pun mencetuskan 'obat mujarab' bernama survival strategy.

"Untuk menyelamatkan bisnis, kami punya yang namanya survival strategy. Di mana kita fokus kepada cashflow. Bayangkan dengan kondisi pendapatan yang menurun signifikan, tapi kita juga harus mengeluarkan biaya karena memang kita harus tetap beroperasi," urainya.

Dikatakan, ada 2 strategi sekaligus yang diterapkan dalam waktu bersamaan yakni revenue enhancement. Angkasa Pura I ingin meraih pendapatan dari luar bisnis inti yang selama ini dilakukan.

"Itu kita banyak melakukan aktivitas peningkatan portofolio bisnis yang tidak berhubungan dengan traffic penumpang. Termasuk di sini inisiatif pengoperasian pesawat fraighter cargo," paparnya.

Faik Fahmi bilang, sebelumnya pihaknya tak memiliki layanan operasi ini. Namun saat ini terdapat 9 kali penerbangan kargo per pekan di rute domestik, bekerja sama dengan Pelita Air untuk menutup arus kas perusahaan.

"Ini bagian dari program revenue enhancement yaitu memanfaatkan angkutan logistik. Karena kalau di udara itu logistiknya tergantung pada angkutan penerbangan penumpangnya. Nah dengan banyaknya penerbangan penumpang yang cancel, angkutan kargonya menjadi tidak terangkut. Sehingga ini jadi opportunity kita," urainya.

Dia mengaku, animo penumpang di bandara memang turun drastis akibat pandemi Covid-19. Dikatakan, jumlah penumpang yang biasanya 7,5 juta per bulan, pada Mei 2020 hanya mencapai 75 ribu penumpang.

"Bisa dibayangkan hampir 99% trafik kita turun signifikan. Namun Alhamdulliah dengan kondisi sekarang situasi makin baik. Sampai Juli hasil pantauan kita rata-rata penerbangan sudah 35% dari normal," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Bandara Terjadi Penumpukan Kargo Saat Corona, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular