Internasional

No 4 Dunia, India Negara Kasus Covid-19 Tertinggi di Asia

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 June 2020 09:05
In this Wednesday, June 10, 2020 photo, Savita, right, is consoled by her relative as her husband died of COVID 19 , outside a coronavirus designated hospital in New Delhi, India. Two and a half months of nationwide lockdown kept numbers of infections relatively low in India. But with restrictions easing in recent weeks, cases have shot up, raising questions about whether authorities have done enough to avert catastrophe. Half of Delhi’s 8,200 hospital beds dedicated to COVID-19 patients are already full and officials are projecting more than half a million cases in the city alone by July 31. (AP Photo/Manish Swarup)
Foto: Wabah Virus Corona di India AP/Manish Swarup

Jakarta, CNBC Indonesia - Penderita Covid-19 di India terus bertambah. Bahkan negeri Bollywood menjadi negara keempat terbanyak kasus, di bawah Amerika Serikat, Brasil dan Rusia.

Angka kasus dari data Worldometers, kini menjadi total 333.008. Pada Minggu (14/6/2020), India mencatat 11.382 kasus baru dalam sehari.



Sementara angka kematian kini menjadi 9.520. Kemarin situs itu mencatat ada penambahan 321 kematian baru.

Ibu kota, New Delhi menjadi sumber penyebaran. Menurut laporan Reuters, sebagian besar warga ditolak dari rumah sakit karena tak ada lagi tempat untuk menampung.

Pejabat setempat mengatakan kepada wartawan kasus di ibu kota mungkin bisa menembus 550.000 pada akhir Juli.

"Sekitar dua atau tiga minggu ini, akan terlihat peningkatan signifikan pada angka kasus setiap hari," kata Kepala Pusat Bedah di RS Sir Ganga Ram kepada CNBC International, dikutip Senin (15/6/2020).

Angka naik setelah pelonggaran penguncian wilayah dilakukan di akhir Mei. Sebelumnya India sempat melakukan lockdown seluruh negara di awal Maret 2020.

Meski demikian, beberapa negara bagian tetap memberlakukan pengetatan dengan memberi status mulai dari risiko tinggi hingga risiko rendah. Daerah dengan risiko rendah diperbolehkan melakukan aktivitas ekonomi meski sedikit sedangkan risiko tinggi sebaliknya.



Sementara itu, aktivitas ekonomi India lumpuh karena lockdown. PDB hanya tumbuh 3,1% dari Januari hingga Maret, atau terendah sejak 8 tahun terakhir.

Pada kuartal kedua, perekonomian disebut akan semakin buruk. Meski begitu, ada beberapa tanda menggembirakan yang muncul.

Ekonom Citi, Samiran Chakraborty dan Baqar M Zaidi, mengatakan dalam sebuah catatan ada peningkatan "tajam" dalam kegiatan ekonomi pada Mei. Tentunya jika dibandingkan dengan terendah yang terlihat pada April.

Sementara itu dikutip dari The India Times, pandemi kemungkinan mencapai puncak di negara itu pada pertengahan November. Hal ini diutarakan Komite India untuk Penelitian Kesehatan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article India Batal Beli Setengah Juta Alat Tes COVID-19 China, Why?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular