Internasional
Trump Terjunkan Militer, AS Disebut dalam Arena Peperangan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 June 2020 08:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan militer untuk turun mengamankan demonstrasi di sejumlah kota di negara bagian negeri itu. Ini dilakukan terutama jika gubernur dan wali kota yang ada gagal menangani kekerasan yang terjadi.
"Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Garda Nasional dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi," kata Trump dalam pidatonya Senin (1/6/2020), sebagaimana dilaporkan CNBC International.
"Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer AS dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka."
Ucapan Trump didukung penuh oleh kepala Pentagon, yakni Menteri Pertahanan Mark Esper. Bahkan ia menyebut kota-kota yang dilanda protes dan kerusuhan saat ini sebagai "arena peperangan".
"Semakin cepat Anda menguasai dan mendominasi ruang pertempuran, semakin cepat ini menghilang dan kita dapat kembali ke kondisi normal," katanya dalam sebuah rekaman sebagaimana ditulis The Washington Post, dikutip Selasa (2/6/2020).
"Kita harus mendominasi arena peperangan." katanya. "Kamu memiliki sumber daya yang dalam di Pengawal. Aku siap. Ketua siap. Kepala Garda Nasional siap untuk sepenuhnya mendukung dalam membantu memobilisasi tentara."
Sementara itu, setidaknya 17.000 tentara sudah diturunkan untuk berjaga di sejumlah kota. Meski demikian, kota yang memberlakukan jam malam sudah mulai dikurangi.
Dalam catatan CNN International, kota itu antara lain Los Angeles County, Santa Monica, Beverly Hills, San Francisco dan Oakland di negara bagian California, lalu Atlanta di negara bagian Georgia, New York City di negara bagian New York, Cleveland di negara bagian Ohia, dan seluruh kota di District of Columbia.
Sebelumnya, protes dan kerusuhan pecah di AS karena kematian George Floyd. Ia adalah seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun di Minneapolis yang meninggal karena oknum polisi yang menahannya.
Tragedi ini, tulis AFP, bermula saat George ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu. Uang yang ia gunakan senilai US$ 20 (Rp 292 ribu).
Dalam sebuah video yang menjadi viral, saat penangkapan sang polisi bernama Derek Chauvin, menekan leher Floyd dengan lututnya. Padahal ia dalam keadaan sedang diborgol dan menelungkup di pinggir jalan, selama kurang lebih tujuh menit.
Di AS sendiri, saat ini protes masih terus berlangsung. Namun berbeda dari hari sebelumnya, protes yang dilakukan lebih kondusif dan dengan damai.
Sementara itu, upaya Trump menurunkan militer ditentang oleh sejumlah gubernur. Seperti halnya Gubernur negara bagian New York Andrew Cuomo.
Bahkan ia mengatakan apa yang dilakukan Presiden AS ke 45 itu memalukan. Ia menyebut Trump memperlakukan aspirasi dan protes warga seperti acara televisi.
(sef/sef) Next Article Kala Tewasnya George Floyd Membuat Panas AS
"Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Garda Nasional dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi," kata Trump dalam pidatonya Senin (1/6/2020), sebagaimana dilaporkan CNBC International.
![]() Presiden Donald Trump berjalan dari gerbang Gedung Putih untuk mengunjungi Gereja St. John di seberang Taman Lafayette. (Foto AP / Patrick Semansky) |
"Semakin cepat Anda menguasai dan mendominasi ruang pertempuran, semakin cepat ini menghilang dan kita dapat kembali ke kondisi normal," katanya dalam sebuah rekaman sebagaimana ditulis The Washington Post, dikutip Selasa (2/6/2020).
"Kita harus mendominasi arena peperangan." katanya. "Kamu memiliki sumber daya yang dalam di Pengawal. Aku siap. Ketua siap. Kepala Garda Nasional siap untuk sepenuhnya mendukung dalam membantu memobilisasi tentara."
Sementara itu, setidaknya 17.000 tentara sudah diturunkan untuk berjaga di sejumlah kota. Meski demikian, kota yang memberlakukan jam malam sudah mulai dikurangi.
Dalam catatan CNN International, kota itu antara lain Los Angeles County, Santa Monica, Beverly Hills, San Francisco dan Oakland di negara bagian California, lalu Atlanta di negara bagian Georgia, New York City di negara bagian New York, Cleveland di negara bagian Ohia, dan seluruh kota di District of Columbia.
Sebelumnya, protes dan kerusuhan pecah di AS karena kematian George Floyd. Ia adalah seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun di Minneapolis yang meninggal karena oknum polisi yang menahannya.
Tragedi ini, tulis AFP, bermula saat George ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu. Uang yang ia gunakan senilai US$ 20 (Rp 292 ribu).
Dalam sebuah video yang menjadi viral, saat penangkapan sang polisi bernama Derek Chauvin, menekan leher Floyd dengan lututnya. Padahal ia dalam keadaan sedang diborgol dan menelungkup di pinggir jalan, selama kurang lebih tujuh menit.
Di AS sendiri, saat ini protes masih terus berlangsung. Namun berbeda dari hari sebelumnya, protes yang dilakukan lebih kondusif dan dengan damai.
Sementara itu, upaya Trump menurunkan militer ditentang oleh sejumlah gubernur. Seperti halnya Gubernur negara bagian New York Andrew Cuomo.
Bahkan ia mengatakan apa yang dilakukan Presiden AS ke 45 itu memalukan. Ia menyebut Trump memperlakukan aspirasi dan protes warga seperti acara televisi.
(sef/sef) Next Article Kala Tewasnya George Floyd Membuat Panas AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular