Internasional
AS Makin Panas, Trump Disebut Gubernur New York Memalukan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 June 2020 15:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur negara bagian New York di Amerika Serikat menentang keras pengerahan militer yang dilakukan Presiden Donald Trump. Bahkan ia menyebut tindakan mantan pengusaha itu memalukan.
Hal ini ia tulis dalam Twitternya @NYGovCuomo, Selasa (2/6/2020). Ia mengatakan apa yang terjadi di AS, tak lain hanya "reality show televisi" bagi Presiden AS ke-45 itu.
"Presiden memanggil militer AS untuk melawan rakyat Amerika. Dia menggunakan militer untuk melawan pendemo yang damai sehingga ia bisa mendapatkan opini foto saat berjalan ke gereja," tulisnya.
"Ini sungguh hanya sebuah realiti TV bagi Presiden. Sungguh memalukan."
Sebelumnya, dalam konferensi pers resminya Senin (1/6/2020) malam, Trump mengatakan telah memerintahkan ribuan tentara untuk meredam demonstrasi. Dalam laporan CNBC International setidaknya ada 17 ribu Garda Nasional, unit tentara cadangan Pentagon, yang diturunkan di 23 negara bagian.
"Saya memobilisasi semua sumber daya federal dan lokal, sipil dan militer, untuk melindungi hak-hak hukum orang Amerika yang taat," kata Trump dalam pidato di Gedung Putih, Senin (1/6/2020).
"Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Garda Nasional dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi," tambah Trump, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
"Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka."
Setelah pidato, Trump dikabarkan meninggalkan halaman Gedung Putih dan berjalan melewati Lafayette Park, tempat para pemrotes berkumpul setiap malam selama seminggu terakhir. Ia pun mengunjungi sebuah gereja, persis di depan Gedung Putih, yang dihancurkan pengunjuk rasa.
Kerusuhan di AS disulut oleh kematian seorang warga Amerika keturunan Afrika George Floyd di Minneapolis. Lelaki berusia 46 tahun itu tewas usai lehernya ditekan dengan lutut selama hampir delapan menit oleh Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.
Sebagaimana dilansir AFP, ia ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (RP 292 ribu) pada Senin lalu (25/5/2020). Lehernya ditekan saat ia dalam keadaan sedang diborgol dan telungkup di pinggir jalan.
Floyd meninggal di rumah sakit setempat tak lama kemudian. Kematiannya membuat demo anti rasisme melanda AS.
(sef/sef) Next Article Kala Tewasnya George Floyd Membuat Panas AS
Hal ini ia tulis dalam Twitternya @NYGovCuomo, Selasa (2/6/2020). Ia mengatakan apa yang terjadi di AS, tak lain hanya "reality show televisi" bagi Presiden AS ke-45 itu.
"Presiden memanggil militer AS untuk melawan rakyat Amerika. Dia menggunakan militer untuk melawan pendemo yang damai sehingga ia bisa mendapatkan opini foto saat berjalan ke gereja," tulisnya.
"Ini sungguh hanya sebuah realiti TV bagi Presiden. Sungguh memalukan."
Sebelumnya, dalam konferensi pers resminya Senin (1/6/2020) malam, Trump mengatakan telah memerintahkan ribuan tentara untuk meredam demonstrasi. Dalam laporan CNBC International setidaknya ada 17 ribu Garda Nasional, unit tentara cadangan Pentagon, yang diturunkan di 23 negara bagian.
"Saya memobilisasi semua sumber daya federal dan lokal, sipil dan militer, untuk melindungi hak-hak hukum orang Amerika yang taat," kata Trump dalam pidato di Gedung Putih, Senin (1/6/2020).
"Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Garda Nasional dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi," tambah Trump, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
"Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka."
Setelah pidato, Trump dikabarkan meninggalkan halaman Gedung Putih dan berjalan melewati Lafayette Park, tempat para pemrotes berkumpul setiap malam selama seminggu terakhir. Ia pun mengunjungi sebuah gereja, persis di depan Gedung Putih, yang dihancurkan pengunjuk rasa.
Kerusuhan di AS disulut oleh kematian seorang warga Amerika keturunan Afrika George Floyd di Minneapolis. Lelaki berusia 46 tahun itu tewas usai lehernya ditekan dengan lutut selama hampir delapan menit oleh Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.
Sebagaimana dilansir AFP, ia ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (RP 292 ribu) pada Senin lalu (25/5/2020). Lehernya ditekan saat ia dalam keadaan sedang diborgol dan telungkup di pinggir jalan.
Floyd meninggal di rumah sakit setempat tak lama kemudian. Kematiannya membuat demo anti rasisme melanda AS.
(sef/sef) Next Article Kala Tewasnya George Floyd Membuat Panas AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular