
Saat Ayam & Pesawat Jadi Biang Keladi Inflasi Mei 2020
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
02 June 2020 12:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Mei 2020 sebesar 0,07%. Inflasi pada bulan Ramadan tahun ini lebih rendah dengan inflasi bulan Ramadan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi yang rendah ini disebabkan kondisi tahun ini yang tidak biasa dengan adanya pandemi Covid-19.
"Biasanya di Ramadan permintaan meningkat sehingga harga naik dan inflasi tinggi, dan pada saat ini situasinya enggak biasa," ujarnya melalui teleconference, Selasa (2/6/2020).
Suhariyanto menjelaskan, meski inflasi lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tapi masih ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga saat Ramadan ini. Di antaranya ayam ras, ikan dan bawang merah.
"Bawang merah harga naik dan sumbang inflasi 0,06%, daging ayam ras karena kebutuhan Idul Fitri dan andil 0,03% dan daging sapi dan rokok kretek filter masing-masing beri andil inflasi 0,01%," jelasnya.
Sementara itu, yang menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di tahun ini adalah sektor transportasi yang tercatat sebesar 0,87% dengan andil 0,10%. Dari sektor ini yang memberikan andil tertinggi ke inflasi adalah tarif angkutan udara.
Menurutnya, tarif angkutan udara menjadi pendorong inflasi karena masih ada penumpang yang melakukan perjalanan menggunakan pesawat meski ada larangan dari pemerintah.
"Kenaikan tarif angkutan udara terjadi di 30 kota misalnya di Gunung Sitoli naik 38%, sehingga transportasi udara memberikan andil paling besar ke inflasi Mei 2020," tegasnya.
(dru) Next Article BI Perkirakan Inflasi Juni Rendah, Cuma 0,02%
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi yang rendah ini disebabkan kondisi tahun ini yang tidak biasa dengan adanya pandemi Covid-19.
"Biasanya di Ramadan permintaan meningkat sehingga harga naik dan inflasi tinggi, dan pada saat ini situasinya enggak biasa," ujarnya melalui teleconference, Selasa (2/6/2020).
"Bawang merah harga naik dan sumbang inflasi 0,06%, daging ayam ras karena kebutuhan Idul Fitri dan andil 0,03% dan daging sapi dan rokok kretek filter masing-masing beri andil inflasi 0,01%," jelasnya.
Sementara itu, yang menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di tahun ini adalah sektor transportasi yang tercatat sebesar 0,87% dengan andil 0,10%. Dari sektor ini yang memberikan andil tertinggi ke inflasi adalah tarif angkutan udara.
Menurutnya, tarif angkutan udara menjadi pendorong inflasi karena masih ada penumpang yang melakukan perjalanan menggunakan pesawat meski ada larangan dari pemerintah.
"Kenaikan tarif angkutan udara terjadi di 30 kota misalnya di Gunung Sitoli naik 38%, sehingga transportasi udara memberikan andil paling besar ke inflasi Mei 2020," tegasnya.
(dru) Next Article BI Perkirakan Inflasi Juni Rendah, Cuma 0,02%
Most Popular