
PHK Meroket Akibat Corona, BPJS Cairkan Klaim Rp 7,6 T!
Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
07 May 2020 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi covid-19 membuat angka pengangguran melonjak akibat maraknya pemutusan hubungan kerja. Ini berujung tingginya angka klaim peserta BPJAMSOSTEK untuk mencairkan Jaminan Hari Tua (JHT) mereka.
"Memang ada peningkatan di bulan Maret dan April, rata-rata 15%. Bulan Mei akan lebih banyak, karena terjadinya PHK banyak di bulan April. Sehingga biasanya mereka ambil JHT, satu bulan setelah mereka tidak bekerja," ujar Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Rabu (6/5/2020).
Agus memaparkan pencairan bisa tetap dilakukan meski adanya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Adanya PSBB, kita melayani lewat kanal-kanal elektronik. Bagi yang tidak bisa mengakses, kami pun ada layanan dropbox, jadi bisa diproses sama, bahkan layanan dimaksimalkan," jelasnya.
Agus menyebut, data bulan Maret dan April menunjukkan, rata-rata para peserta mengajukan klaim atas program jaminan hari tua (JHT). Ia pun telah mengantisipasi adanya lonjakan Yang terjadi, yang diprediksi pada bulan Mei hingga Juli.
BPJAMSOSTEK menyebut, Januari hingga Maret total klaim pada kuartal 1 tahun 2020, mencapai RP 7,6 triliun atau sebanyak 621,597 kasus klaim yang terjadi. Adapun lonjakan terjadi pada bulan Maret dan April sebanyak 1,164,535 yang tergabung dari pekerja formal dan informal.
Penambahan peserta
Di tengah wabah Covid-19, jumlah peserta BPJAMSOSTEK tumbuh 1,7 persen. Sampai dengan Mei 2020, BPJAMSOSTEK mencatat, secara nasional, peserta yang terdaftar mencapai 51,17 juta peserta, naik dari tahun sebelumnya sebesar 50,8 juta.
Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto menyebut, total peserta aktif, pada tahun 2020 sebanyak 32 juta peserta, atau tumbuh 4,2 persen dibanding 2019 sebanyak 30,5 juta peserta secara tahunan (yoy).
"Dampak dari corona dimulai Maret-April. Saya kira, (jumlah peserta) masih akan bertambah," ujar Agus kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/5/2020).
Tambahan informasi, BPJAMSOSTEK menargetkan penambahan jumlah peserta baru sebanyak 23,2 juta sepanjang 2020. Cakupan kepesertaan tahun lalu mencapai 55,2 juta pekerja atau tumbuh 9,1 persen dan meraih Yield Of Investment (YOI) sebesar 7,34 persen. Sementara indeks kepuasan pelayanan juga meningkat mencapai 95,3 persen. BPJAMSOSTEK mengklaim, capaian kinerja kepesertaan, hasil investasi dan pelayanan Lembaga Hukum Publik tumbuh positif di tahun 2019.
(gus/gus) Next Article Beda dengan BP Jamsostek, Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan
"Memang ada peningkatan di bulan Maret dan April, rata-rata 15%. Bulan Mei akan lebih banyak, karena terjadinya PHK banyak di bulan April. Sehingga biasanya mereka ambil JHT, satu bulan setelah mereka tidak bekerja," ujar Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Rabu (6/5/2020).
Agus memaparkan pencairan bisa tetap dilakukan meski adanya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Agus menyebut, data bulan Maret dan April menunjukkan, rata-rata para peserta mengajukan klaim atas program jaminan hari tua (JHT). Ia pun telah mengantisipasi adanya lonjakan Yang terjadi, yang diprediksi pada bulan Mei hingga Juli.
BPJAMSOSTEK menyebut, Januari hingga Maret total klaim pada kuartal 1 tahun 2020, mencapai RP 7,6 triliun atau sebanyak 621,597 kasus klaim yang terjadi. Adapun lonjakan terjadi pada bulan Maret dan April sebanyak 1,164,535 yang tergabung dari pekerja formal dan informal.
Penambahan peserta
Di tengah wabah Covid-19, jumlah peserta BPJAMSOSTEK tumbuh 1,7 persen. Sampai dengan Mei 2020, BPJAMSOSTEK mencatat, secara nasional, peserta yang terdaftar mencapai 51,17 juta peserta, naik dari tahun sebelumnya sebesar 50,8 juta.
Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto menyebut, total peserta aktif, pada tahun 2020 sebanyak 32 juta peserta, atau tumbuh 4,2 persen dibanding 2019 sebanyak 30,5 juta peserta secara tahunan (yoy).
"Dampak dari corona dimulai Maret-April. Saya kira, (jumlah peserta) masih akan bertambah," ujar Agus kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/5/2020).
Tambahan informasi, BPJAMSOSTEK menargetkan penambahan jumlah peserta baru sebanyak 23,2 juta sepanjang 2020. Cakupan kepesertaan tahun lalu mencapai 55,2 juta pekerja atau tumbuh 9,1 persen dan meraih Yield Of Investment (YOI) sebesar 7,34 persen. Sementara indeks kepuasan pelayanan juga meningkat mencapai 95,3 persen. BPJAMSOSTEK mengklaim, capaian kinerja kepesertaan, hasil investasi dan pelayanan Lembaga Hukum Publik tumbuh positif di tahun 2019.
(gus/gus) Next Article Beda dengan BP Jamsostek, Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan
Most Popular