
Singapura Sudah Mau Longgar, Kapan RI Kendurkan PSBB?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 May 2020 06:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Menyusul Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sejumlah negara di Asia mulai berencana untuk melonggarkan pembatasan sosial (social distancing) dalam rangka penanggulangan wabah virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun sebaiknya Indonesia jangan dulu melakukan pelonggaran, karena ada satu risiko besar yang harus ditangani.
Di AS, perlahan tetapi pasti aktivitas ekonomi mulai bergeliat setelah semakin banyak negara bagian yang mengendurkan social distancing. Teranyar adalah Negara Bagian Texas, yang pada akhir pekan lalu memulai fase reopen.
Pada tahap pertama, restoran, toko ritel, dan pusat perbelanjaan di nagara bagian kaya minyak itu sudah boleh dibuka dengan kapasitas maksimal 25%. Jika situasi membaik, penyebaran virus tidak melonjak, maka tahap berikutnya akan dilangsungkan pada 18 Mei.
Data Departemen Kesehatan Texas menyebutkan, jumlah pasien positif corona per 2 Mei adalah 30.522 orang. Naik dibandingkan posisi per hari sebelumnya yaitu 29.229 orang.
Walau masih naik, tetapi laju pertumbuhannya relatif terkendali yaitu 4,42%. Sudah jauh di bawah rata-rata pertumbuhan kasus per hari sepanjang 5 Maret-2 Mei yang sebesar 24,36%.
Di Eropa, pemerintah Spanyol resmi menutup rumah sakit sementara di Madrid. Ini menjadi simbol keberhasilan Negeri Matador dalam memerangi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Akhir pekan lalu, pemerintah sudah mengizinkan warga untuk beraktivitas di luar rumah. Namun untuk menghindari kerumunan, warga masih harus keluar bergantian.
Orang dewasa hanya boleh beraktivitas pada pukul 06:00 hingga 11:00. Kemudian anak-anak boleh melakukan kegiatan di luar rumah pada tengah hari hingga pukul 19:00.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona per 1 Mei adalah 213.435 orang. Naik tipis 0,24% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sejak 27 April, pemerintah Spanyol mengubah cara penghitungan pasien positif corona menjadi hanya yang sudah positif berdasarkan uji Polymerase Chain Reaction (PCR). Perubahan metode ini membuat jumlah kasus turun pada tanggal tersebut, dan kembali naik terbatas hari-hari setelahnya.
Di AS, perlahan tetapi pasti aktivitas ekonomi mulai bergeliat setelah semakin banyak negara bagian yang mengendurkan social distancing. Teranyar adalah Negara Bagian Texas, yang pada akhir pekan lalu memulai fase reopen.
Pada tahap pertama, restoran, toko ritel, dan pusat perbelanjaan di nagara bagian kaya minyak itu sudah boleh dibuka dengan kapasitas maksimal 25%. Jika situasi membaik, penyebaran virus tidak melonjak, maka tahap berikutnya akan dilangsungkan pada 18 Mei.
Walau masih naik, tetapi laju pertumbuhannya relatif terkendali yaitu 4,42%. Sudah jauh di bawah rata-rata pertumbuhan kasus per hari sepanjang 5 Maret-2 Mei yang sebesar 24,36%.
Di Eropa, pemerintah Spanyol resmi menutup rumah sakit sementara di Madrid. Ini menjadi simbol keberhasilan Negeri Matador dalam memerangi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Akhir pekan lalu, pemerintah sudah mengizinkan warga untuk beraktivitas di luar rumah. Namun untuk menghindari kerumunan, warga masih harus keluar bergantian.
Orang dewasa hanya boleh beraktivitas pada pukul 06:00 hingga 11:00. Kemudian anak-anak boleh melakukan kegiatan di luar rumah pada tengah hari hingga pukul 19:00.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona per 1 Mei adalah 213.435 orang. Naik tipis 0,24% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sejak 27 April, pemerintah Spanyol mengubah cara penghitungan pasien positif corona menjadi hanya yang sudah positif berdasarkan uji Polymerase Chain Reaction (PCR). Perubahan metode ini membuat jumlah kasus turun pada tanggal tersebut, dan kembali naik terbatas hari-hari setelahnya.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular