
Singapura Sudah Mau Longgar, Kapan RI Kendurkan PSBB?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 May 2020 06:22

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah pasien positif corona per 3 Mei adalah 11.192 orang. Bertambah dibandingkan sehari sebelumnya yaitu 10.843 orang.
Namun, sejatinya pertumbuhan kasus corona di Tanah Air dalam laju melambat. Sejak 13 April, persentase pertumbuhan pasien baru sudah stabil di kisaran satu digit dengan kecenderungan menurun.
Kabar menggembirakan datang dari Provinsi DKI Jakarta, daerah dengan status hotspot yang merupakan penyumbang terbesar kasus corona di Indonesia. Per 2 Mei, jumlah pasien positif corona di Ibu Kota adalah 4.397 orang, bertambah dibandingkan posisi per hari sebelumnya yaitu 4.317 orang.
Laju pertumbuhan kasus pada 2 Mei adalah 1,85%. Ini adalah angka terendah sejak 18 Maret.
Â
Data menunjukkan bahwa penyebaran virus corona di Indonesia juga sebenarnya sejalan dengan tren dunia yaitu melambat. Namun mengapa sebaiknya pemerintah jangan dulu mengendurkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)?
Jawabannya adalah mudik lebaran. Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa Idul Fitri menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga dan handai taulan di kampung halaman. Tidak terkecuali tahun ini.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah melarang mudik. Aparat keamanan berjaga di banyak titik masuk/keluar untuk mencegah warga melakukan mobilitas di luar daerah domisilinya.
Namun seketat apapun penjagaan, pasti ada saja yang 'kebobolan'. Pasti ada saja warga yang berhasil lolos dari razia dan sampai di kampung halaman. Belum lagi sudah ada ribuan warga yang 'mencuri start' dengan pulang kampung sebelum larangan diterapkan.
Warga yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya itu sangat berisiko menjadi pembawa (carrier) virus corona. Daerah yang sebelumnya adem-ayem bisa saja mengalami lonjakan kasus setelah kedatangan para pemudik.
"Kita nggak tau orang tanpa gangguan, kita nggak bisa liat, nggak bisa tandai dengan cara biasa. Sangat mungkin bertemu mereka. Upayakan di rumah, hindari pertemuan jangan mudik. Kita nggak bisa memberi jaminan yang pasti sepanjang perjalanan mudik aman untuk tidak tertular Covid-19," tegas Achmad Yurianto, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Kemudian selepas libur lebaran, para pemudik ini tentu kembali ke Jakarta dan daerah-daerah penyangganya. Lagi-lagi Jakarta akan kedatangan warga berisiko.
Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan bahwa pemudik yang kembali ke Jakarta akan menjalani pemantauan ketat. Anies setengah mengancam, mereka yang nekat mudik tidak akan bisa kembali ke Jakarta dalam waktu singkat.
"Belum tentu bisa kembali ke Jakarta dengan cepat, jadi hati-hati. Kita sedang menyusun regulasinya. Nanti kalau sudah selesai, akan dikeluarkan dan akan pembatasan amat ketat untuk masuk Jakarta," kata mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut.
Jadi untuk saat ini, Indonesia rasanya harus terus menegakkan PSBB jika ingin membatasi ruang gerak penyebaran virus corona. Jika setelah musim mudik lebaran kasus corona terus tumbuh melambat, bahkan kalau bisa terkontraksi (tumbuh negatif), maka mungkin kita baru bisa bicara soal pelonggaran.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Namun, sejatinya pertumbuhan kasus corona di Tanah Air dalam laju melambat. Sejak 13 April, persentase pertumbuhan pasien baru sudah stabil di kisaran satu digit dengan kecenderungan menurun.
Kabar menggembirakan datang dari Provinsi DKI Jakarta, daerah dengan status hotspot yang merupakan penyumbang terbesar kasus corona di Indonesia. Per 2 Mei, jumlah pasien positif corona di Ibu Kota adalah 4.397 orang, bertambah dibandingkan posisi per hari sebelumnya yaitu 4.317 orang.
Laju pertumbuhan kasus pada 2 Mei adalah 1,85%. Ini adalah angka terendah sejak 18 Maret.
Â
Data menunjukkan bahwa penyebaran virus corona di Indonesia juga sebenarnya sejalan dengan tren dunia yaitu melambat. Namun mengapa sebaiknya pemerintah jangan dulu mengendurkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)?
Jawabannya adalah mudik lebaran. Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa Idul Fitri menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga dan handai taulan di kampung halaman. Tidak terkecuali tahun ini.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah melarang mudik. Aparat keamanan berjaga di banyak titik masuk/keluar untuk mencegah warga melakukan mobilitas di luar daerah domisilinya.
Namun seketat apapun penjagaan, pasti ada saja yang 'kebobolan'. Pasti ada saja warga yang berhasil lolos dari razia dan sampai di kampung halaman. Belum lagi sudah ada ribuan warga yang 'mencuri start' dengan pulang kampung sebelum larangan diterapkan.
Warga yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya itu sangat berisiko menjadi pembawa (carrier) virus corona. Daerah yang sebelumnya adem-ayem bisa saja mengalami lonjakan kasus setelah kedatangan para pemudik.
"Kita nggak tau orang tanpa gangguan, kita nggak bisa liat, nggak bisa tandai dengan cara biasa. Sangat mungkin bertemu mereka. Upayakan di rumah, hindari pertemuan jangan mudik. Kita nggak bisa memberi jaminan yang pasti sepanjang perjalanan mudik aman untuk tidak tertular Covid-19," tegas Achmad Yurianto, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Kemudian selepas libur lebaran, para pemudik ini tentu kembali ke Jakarta dan daerah-daerah penyangganya. Lagi-lagi Jakarta akan kedatangan warga berisiko.
Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan bahwa pemudik yang kembali ke Jakarta akan menjalani pemantauan ketat. Anies setengah mengancam, mereka yang nekat mudik tidak akan bisa kembali ke Jakarta dalam waktu singkat.
"Belum tentu bisa kembali ke Jakarta dengan cepat, jadi hati-hati. Kita sedang menyusun regulasinya. Nanti kalau sudah selesai, akan dikeluarkan dan akan pembatasan amat ketat untuk masuk Jakarta," kata mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut.
Jadi untuk saat ini, Indonesia rasanya harus terus menegakkan PSBB jika ingin membatasi ruang gerak penyebaran virus corona. Jika setelah musim mudik lebaran kasus corona terus tumbuh melambat, bahkan kalau bisa terkontraksi (tumbuh negatif), maka mungkin kita baru bisa bicara soal pelonggaran.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular