
Dilema Lockdown: Buka, Tutup, Buka, Tutup, Pusing!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 April 2020 14:11

Dampak ekonomi dari pandemi virus corona sudah sangat besar, sehingga mau tidak mau harus diberi perhatian. Kini, pemerintah di berbagai negara dihadapkan kepada pilihan sulit yaitu membuka kembali keran aktivitas masyarakat.
Memang berisiko membuat penyebaran virus kembali meluas, tetapi ya bagaimana lagi. Tanpa aktivitas sosial, tanpa pekerjaan, tanpa penghasilan, risiko jatuhnya korban jiwa juga cukup tinggi.
Di AS, sejumlah negara bagian mulai mengendurkan social distancing. Gerogia, Oklahoma, dan beberapa negara bagian lainnya mulai mengizinkan bisnis untuk dibuka kembali akhir pekan ini.
"Kami sudah terpukul luar biasa. Saya harus menguras rekening di bank untuk bisa membuat lampu tetap menyala," kata Lester Cowell, pemilik sebuah salon di Atlanta (Georgia), yang bisnisnya sudah kembali buka setelah terpaksa tutup selama 33 hari, seperti dikutip dari Reuters.
Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump sudah memberikan panduan bagi negara bagian yang ingin melonggarkan lockdown dan social distancing. Arahan dari Gedung Putih adalah bagi negara bagian yang mencatatkan jumlah kasus dengan tren menurun dalam waktu 14 hari, maka bisa melonggarkan social distancing dan lockdown melalui tiga tahapan.
Pertama, kerumunan orang sudah diperbolehkan asal tidak melebihi 10 orang. Di sini, orang-orang sudah diperbolehkan keluar rumah. Sekolah masih ditutup, tetapi bioskop, restoran, stadion, dan rumah ibadah sudah boleh dibuka.
Fase kedua adalah kerumunan orang boleh lebih banyak lagi, kini maksimal 50 orang. Di sini, sekolah dan bar/pub sudah bisa dibuka kembali.
Fase ketiga adalah kantor dan pabrik sudah bisa beroperasi tanpa batasan jumlah pekerja. Artinya, aktivitas masyarakat sudah kembali seperti sedia kala.
Well, penyebaran virus corona di Negeri Paman Sam memang dalam tren melambat. Per 24 April 2020, jumlah pasien positif corona di AS adalah 865.585 orang. Bertambah 4,48% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Meski masih bertambah, tetapi persentasenya jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata kenaikan harian sejak 22 Januari-24 April yang sebesar 17,67%. Persentase kenaikan kasus baru di AS sudah stabil di kisaran satu digit sejak 6 April 2020.
Pemerintah Spanyol juga berencana mengendurkan lockdown mulai pekan depan. Seperti di AS, penyebaran virus corona di Negeri Matador juga semakin menunjukkan perlambatan.
Per 24 April 2020, jumlah pasien positif corona di Spanyol adalah 213.024 orang. Naik 2,22% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Sejak 2 April, persentase pertumbuhan kasus baru di Spanyol terus berada di level satu digit.
"Kita sudah melalui fase tersulit, fase paling kritis dari pandemi ini. Arahan untuk transisi akan disusun oleh pemerintah berdasarkan sejumlah kriteria yang akan dibahas," kata Mara Jesus Montero, Juru Bicara Pemerintah Spanyol, seperti diberitakan Reuters.
(aji/aji)
Memang berisiko membuat penyebaran virus kembali meluas, tetapi ya bagaimana lagi. Tanpa aktivitas sosial, tanpa pekerjaan, tanpa penghasilan, risiko jatuhnya korban jiwa juga cukup tinggi.
Di AS, sejumlah negara bagian mulai mengendurkan social distancing. Gerogia, Oklahoma, dan beberapa negara bagian lainnya mulai mengizinkan bisnis untuk dibuka kembali akhir pekan ini.
Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump sudah memberikan panduan bagi negara bagian yang ingin melonggarkan lockdown dan social distancing. Arahan dari Gedung Putih adalah bagi negara bagian yang mencatatkan jumlah kasus dengan tren menurun dalam waktu 14 hari, maka bisa melonggarkan social distancing dan lockdown melalui tiga tahapan.
Pertama, kerumunan orang sudah diperbolehkan asal tidak melebihi 10 orang. Di sini, orang-orang sudah diperbolehkan keluar rumah. Sekolah masih ditutup, tetapi bioskop, restoran, stadion, dan rumah ibadah sudah boleh dibuka.
Fase kedua adalah kerumunan orang boleh lebih banyak lagi, kini maksimal 50 orang. Di sini, sekolah dan bar/pub sudah bisa dibuka kembali.
Fase ketiga adalah kantor dan pabrik sudah bisa beroperasi tanpa batasan jumlah pekerja. Artinya, aktivitas masyarakat sudah kembali seperti sedia kala.
Well, penyebaran virus corona di Negeri Paman Sam memang dalam tren melambat. Per 24 April 2020, jumlah pasien positif corona di AS adalah 865.585 orang. Bertambah 4,48% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Meski masih bertambah, tetapi persentasenya jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata kenaikan harian sejak 22 Januari-24 April yang sebesar 17,67%. Persentase kenaikan kasus baru di AS sudah stabil di kisaran satu digit sejak 6 April 2020.
Pemerintah Spanyol juga berencana mengendurkan lockdown mulai pekan depan. Seperti di AS, penyebaran virus corona di Negeri Matador juga semakin menunjukkan perlambatan.
Per 24 April 2020, jumlah pasien positif corona di Spanyol adalah 213.024 orang. Naik 2,22% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Sejak 2 April, persentase pertumbuhan kasus baru di Spanyol terus berada di level satu digit.
"Kita sudah melalui fase tersulit, fase paling kritis dari pandemi ini. Arahan untuk transisi akan disusun oleh pemerintah berdasarkan sejumlah kriteria yang akan dibahas," kata Mara Jesus Montero, Juru Bicara Pemerintah Spanyol, seperti diberitakan Reuters.
(aji/aji)
Next Page
Longgar Bukan Berarti Bebas
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular