
Internasional
Masker China Dikomplain, Tak Cocok untuk Rumah Sakit
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 April 2020 06:39

Jakarta,CNBC Indonesia - Dua juta masker yang dibeli Finlandia dari China ternyata bermasalah. Negara Eropa itu bahkan mengatakan masker tersebut tak cocok dipakai untuk lingkungan medis.
Ini terjadi setelah Selasa (7/4/2020), Menteri Kesehatan Finlandia Aino-Kaisa Pekonen mencuitkan gambar pembelian 230 ribu masker, dari total 2 juta yang dipesan dari Guangzhou. Seraya berujar akan memeriksa dan menguji masker tersebut sebelum resmi digunakan.
"Tentu saja ini sedikit mengecewakan kami," ujar Sekretaris Kementerian Kesehatan Kirsi Varhila dalam konferensi pers, dikutip dari AFP, Kamis (9/4/2020). Masker yang datang, menurutnya lebih cocok untuk lingkungan non medis.
Hal ini sebelumnya juga dialami negara Eropa lain, seperti Belanda, Spanyol dan Turki. "Sangat kacau," kata Kepala Unit Kesiapan Finlandia Tomi Lounema di kesempatan yang sama.
"Harga-harga naik setiap saat, pembelian harus dilakukan dengan cepat dan dibayar di muka," kata Lounema lagi. "Risiko komersial sangat tinggi."
Finlandia telah menggelontorkan 600 juta euro untuk pembelian alat pelindung diri (APD). Ini adalah bagian dari bailout 4,1 miliar euro guna melawan dampak virus corona.
Selain dari China, pemerintah juga mengumumkan telah meminta tiga perusahaan domestik untuk memproduksi masker sendiri. Total produksi per hari sebesar 200 ribu dan dimulai pada akhir April nanti.
Finlandia membutuhkan sekitar setengah juta masker bedah dan 50 ribu masker respirator per hari. Perdana Menteri Sanna Marin sempat mengecam sejumlah otoritas lokal karena tidak memenuhi pasoka APD tiga hingga enam bulan, sesuai dengan aturan kesiapan pandemi Finlandia.
Sementara itu, pekan lalu pejabat China menilai komplain sejumlah negara yang ditulis media tidak mencerminkan fakta lengkap.
"Pada kenyataannya ada berbagai faktor, seperti China memiliki standar yang berbeda dan kebiasaan penggunaan yang berbeda dengan negara lain. Bahkan penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan keraguan atas kualitas," ujar seorang pejabat di Kementerian Perdagangan bernama Jiang Fan.
Komentar senada juga dikatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying. Bahkan ia mendesak media Barat untuk tidak mempolitisasi dan memperburuk masalah.
Namun belakangan, Beijing memang memperketat peraturan untuk peralatan medis corona yang diekspor. Dengan meningkatkan syarat produk sesuai standar lisensi domestik dan negara tujuan mereka.
"China juga telah meningkatkan kapasitas produksi test kit COVID-19 menjadi lebih dari 4 juta per hari," kata seorang pejabat Administrasi Produk Medis Nasional kata Zhang Qi.
(sef/sef) Next Article Lawan Corona, 196 Ribu APD & 227 Ribu Masker Sudah Disebar
Ini terjadi setelah Selasa (7/4/2020), Menteri Kesehatan Finlandia Aino-Kaisa Pekonen mencuitkan gambar pembelian 230 ribu masker, dari total 2 juta yang dipesan dari Guangzhou. Seraya berujar akan memeriksa dan menguji masker tersebut sebelum resmi digunakan.
Hal ini sebelumnya juga dialami negara Eropa lain, seperti Belanda, Spanyol dan Turki. "Sangat kacau," kata Kepala Unit Kesiapan Finlandia Tomi Lounema di kesempatan yang sama.
"Harga-harga naik setiap saat, pembelian harus dilakukan dengan cepat dan dibayar di muka," kata Lounema lagi. "Risiko komersial sangat tinggi."
![]() |
Finlandia telah menggelontorkan 600 juta euro untuk pembelian alat pelindung diri (APD). Ini adalah bagian dari bailout 4,1 miliar euro guna melawan dampak virus corona.
Selain dari China, pemerintah juga mengumumkan telah meminta tiga perusahaan domestik untuk memproduksi masker sendiri. Total produksi per hari sebesar 200 ribu dan dimulai pada akhir April nanti.
Finlandia membutuhkan sekitar setengah juta masker bedah dan 50 ribu masker respirator per hari. Perdana Menteri Sanna Marin sempat mengecam sejumlah otoritas lokal karena tidak memenuhi pasoka APD tiga hingga enam bulan, sesuai dengan aturan kesiapan pandemi Finlandia.
Sementara itu, pekan lalu pejabat China menilai komplain sejumlah negara yang ditulis media tidak mencerminkan fakta lengkap.
"Pada kenyataannya ada berbagai faktor, seperti China memiliki standar yang berbeda dan kebiasaan penggunaan yang berbeda dengan negara lain. Bahkan penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan keraguan atas kualitas," ujar seorang pejabat di Kementerian Perdagangan bernama Jiang Fan.
Komentar senada juga dikatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying. Bahkan ia mendesak media Barat untuk tidak mempolitisasi dan memperburuk masalah.
Namun belakangan, Beijing memang memperketat peraturan untuk peralatan medis corona yang diekspor. Dengan meningkatkan syarat produk sesuai standar lisensi domestik dan negara tujuan mereka.
"China juga telah meningkatkan kapasitas produksi test kit COVID-19 menjadi lebih dari 4 juta per hari," kata seorang pejabat Administrasi Produk Medis Nasional kata Zhang Qi.
(sef/sef) Next Article Lawan Corona, 196 Ribu APD & 227 Ribu Masker Sudah Disebar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular