Bu Menkeu, THR dan Gaji ke-13 PNS Bisa Dorong Ekonomi Lho...!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 April 2020 10:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak virus corona alias Coronavirus Desease-2019 (Covid-19) benar-benar luar biasa. Seluruh dunia terpaksa prihatin karena corona tidak hanya menjadi tragedi kesehatan dan kemanusiaan, tetapi juga ekonomi.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Selasa (7/4/2020) pukul 02:56 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia tercatat 1.331.032. Dari jumlah tersebut, 73.817 orang meninggal dunia (tingkat kematian/mortality rate 5,55%).
Untuk meredam penularan lebih lanjut, pemerintah di berbagai negara berupaya untuk membatasi aktivitas publik. Maklum, virus semakin cepat menyebar seiring intensitas interaksi dan kontak antar-manusia.
Kata-kata seperti physical/social distancing atau bahkan lockdown menjadi akrab di telinga gara-gara corona. Keduanya menjadi simbol bagaimana manusia harus mencabut kodrat sebagai makhluk sosial agar terhindar dari virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu.
Social distancing apalagi lockdown membuat aktivitas publik menjadi sangat minim. Banyak kantor, pabrik, sekolah, tempat ibadah, restoran, pusat perbelanjaan, tempat wisata, dan sebagainya belum lagi dibuka. Dampaknya, roda perekonomian bergulir sangat lambat, bahkan risiko resesi menjadi semakin tinggi.
"Apabila bisnis tidak bisa dibuka kembali, maka Anda akan melihat gelombang kebangkrutan. Ini akan membuat proses pemulihan menjadi lebih lama. Resesi sudah di sini," kata Neel Kashkari, Presiden Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed cabang Minneapolis, seperti dikutip dari Reuters.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Selasa (7/4/2020) pukul 02:56 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia tercatat 1.331.032. Dari jumlah tersebut, 73.817 orang meninggal dunia (tingkat kematian/mortality rate 5,55%).
Kata-kata seperti physical/social distancing atau bahkan lockdown menjadi akrab di telinga gara-gara corona. Keduanya menjadi simbol bagaimana manusia harus mencabut kodrat sebagai makhluk sosial agar terhindar dari virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu.
Social distancing apalagi lockdown membuat aktivitas publik menjadi sangat minim. Banyak kantor, pabrik, sekolah, tempat ibadah, restoran, pusat perbelanjaan, tempat wisata, dan sebagainya belum lagi dibuka. Dampaknya, roda perekonomian bergulir sangat lambat, bahkan risiko resesi menjadi semakin tinggi.
"Apabila bisnis tidak bisa dibuka kembali, maka Anda akan melihat gelombang kebangkrutan. Ini akan membuat proses pemulihan menjadi lebih lama. Resesi sudah di sini," kata Neel Kashkari, Presiden Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed cabang Minneapolis, seperti dikutip dari Reuters.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular