
Sri Mulyani Tegaskan Corona Lebih Kompleks Ketimbang Krismon!
Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
06 April 2020 14:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menegaskan bahwa tekanan akibat pandemi Coronavirus Desease-2019 (Covid-19) akan lebih besar dibandingkan dua krisis besar sebelumnya. Sebab, serangan virus corona benar-benar mengubah pola hidup penduduk dunia.
"Covid ini jauh lebih kompleks dan berat dibandingkan krisis keuangan 2008-2009 karena mengancam jiwa manusia dan mematahkan semua fondasi di seluruh dunia dan gejolak di pasar modal yang tidak ada jangkarnya," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja secara virtual dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/4/2020).
Saat krisis keuangan global 2008-2009, lanjut Sri Mulyani, episentrum berada di lembaga keuangan dan korporasi. Segala risiko bisa dikalkulasi, setidaknya ada kepastian besok apa yang akan terjadi.
"Sekarang tidak ada anchor-nya. Tidak ada yang tahu kapan Covid berhenti. Ini bahkan lebih kompleks dari krisis 1997-1998, yang kita tahu apa penyebabnya. Sekarang kita belum tahu penyebabnya, bahkan di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) muncul kasus baru," jelasnya.
Selain itu, sambung Sri Mulyani, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih bertahan dan bahkan menjadi bantalan penahan konsumsi rumah tangga ketika krisis ekonomi-sosial-politik pada 1997-1998. Kala pandemi Covid-19, UMKM justru menjadi yang paling awal terkena dampak karena aktivitas masyarakat berkurang drastis.
"UMKM untuk Covid-19 terdepan kena dampak. Tidak ada kegiatan sosial sehingga menciptakan kesulitan," kata Sri Mulyani.
(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
"Covid ini jauh lebih kompleks dan berat dibandingkan krisis keuangan 2008-2009 karena mengancam jiwa manusia dan mematahkan semua fondasi di seluruh dunia dan gejolak di pasar modal yang tidak ada jangkarnya," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja secara virtual dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/4/2020).
Saat krisis keuangan global 2008-2009, lanjut Sri Mulyani, episentrum berada di lembaga keuangan dan korporasi. Segala risiko bisa dikalkulasi, setidaknya ada kepastian besok apa yang akan terjadi.
Selain itu, sambung Sri Mulyani, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih bertahan dan bahkan menjadi bantalan penahan konsumsi rumah tangga ketika krisis ekonomi-sosial-politik pada 1997-1998. Kala pandemi Covid-19, UMKM justru menjadi yang paling awal terkena dampak karena aktivitas masyarakat berkurang drastis.
"UMKM untuk Covid-19 terdepan kena dampak. Tidak ada kegiatan sosial sehingga menciptakan kesulitan," kata Sri Mulyani.
(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular