Kalau Harga Minyak Turun Terus, APBN Bisa Tekor Nih

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 April 2020 11:19
Kalau Harga Minyak Turun Terus, APBN Bisa Tekor Nih
Ilustrasi Minyak Mentah (REUTERS / Brendan McDermid)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali merosot setelah kemarin mengangkasa. Perkembangan harga minyak akan sangat mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pada Jumat (3/4/2020) pukul 10:24 WIB, harga minyak jenis Brent dan Light Sweet turun masing-masing 3,51% dan 4,62%. Ini terjadi setelah kemarin harga naik lebih dari 20%, kenaikan harian tertinggi sepanjang sejarah.


Namun secara year-to-date, harga si emas hitam masih dalam tren penurunan. Bahkan pernah harga ambles 30% dalam sehari.



Dinamika harga minyak tahun ini dipengaruhi oleh dua sentimen besar. Pertama adalah perang harga antara Arab Saudi vs Rusia. Perang ini adalah buntut kegagalan OPEC+ menyepakati penurunan produksi.

Arab Saudi ngambek karena Rusia menolak proposal pengurangan produksi tambahan. Riyadh pun 'membanjiri' pasar dengan menaikkan produksi, plus memberi diskon harga. Hasilnya, harga minyak turun dan terus anjlok.

Namun isu ini mulai mereda setelah Amerika Serikat (AS) bersedia menjadi juru damai. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan dirinya sudah menghubungi Arab Saudi dan kemungkinan ada kesepakatan dengan Rusia.

"Saya sudah berbicara dengan kawan saya MBS (Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi) yang mana beliau juga sudah menghubungi Presiden (Vladimir) Putin dari Rusia. Saya berharap mereka bisa menyepakati pemotongan produksi (minyak) sekitar 10 juta barel dan bahkan mungkin lebih. Jika terjadi, maka akan sangat bagus bagi industri migas!" cuit Trump di Twitter.


Apabila hubungan Arab Saudi-Rusia membaik, ditambah ada kesepakatan pemangkasan produksi, maka harga minyak akan terangkat lagi. Satu masalah sepertinya akan segera selesai, tinggal yang kedua.


[Gambas:Video CNBC]



Apesnya, masalah kedua ini yang lebih mengerikan. Ada risiko harga minyak tetap bertahan rendah akibat kelesuan ekonomi global gara-gara pandemi virus corona (Covid-19).

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:52 WIB, julah pasien corona di seluruh dunia terus bertambah menjadi 1.015.403 orang. Dari jumlah tersebut, 58.030 orang meninggal dunia.

"Dalam lima pekan terakhir, pertumbuhan jumlah kasus baru dan korban jiwa bergerak mendekati deret eksponensial, Dalam beberapa hari ke depan, sepertinya kita akan melihat jumlah kasus menembus 1 juta dan kematian 500.000 di seluruh dunia," ungkap Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, seperti diwartakan Reuters.


Ke depan, bukan tidak mungkin penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini terus meluas. Beberapa negara sudah khawatir virus corona bakal kian menggila.

"Ini adalah minggu yang kritis dalam upaya kita memerangi virus corona," kata Wakil Perdana Menteri Kanada Chrystia Freeland, seperti diberitakan Reuters. Jumlah kasus corona di Negeri Daun Maple naik dari 9.017 menjadi 11.131 sementara korban jiwa bertambah dari 105 menjadi 161.

Oleh karena itu, sepertinya anjuran (bahkan larangan) untuk keluar rumah bakal semakin lama. Sebab penularan virus corona memang meningkat akibat kontak dan interaksi antar-manusia.

Dengan begitu, produktivitas penduduk dunia bakal merosot. Artinya, pertumbuhan ekonomi global kemungkinan besar bakal negatif tahun ini.

Berikut adalah sejumlah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 dari beberapa institusi:


Negara (%YoY)

J.P. Morgan

Goldman Sachs

Nomura

Morgan Stanley

UBS

Deutsche Bank

Global

-

-1.8

-4

0.3

-0.73

-

China

-4

3

1.5

4

1.5

-1.4

AS

-3.3

-6.2

-5.9

-3

-1

-4.2

Zona Euro

-4.4

-9

-5.2

-5

-4.5

-6.9

Jepang

-

-3.1

-3.3

-

-5

-3.9

Reuters


Ketika aktivitas ekonomi dunia loyo, maka permintaan energi tentu berkurang. OPEC memperkirakan tambahan permintaan minyak dunia tahun ini hanya 60.000 barel/hari. Jauh di bawah proyeksi sebelumnya yaitu 920.000 barel/hari.

"Dengan perkembangan yang ada saat ini, risiko penurunan lebih tinggi dibandingkan indikator yang positif. Kemungkinan besar akan ada perubahan proyeksi lagi jika situasi masih seperti sekarang," sebut laporan OPEC.

Dinamika harga minyak akan mempengaruhi Indonesia dalam hal pengelolaan APBN. Harga minyak Indonesia (ICP) menjadi salah satu asumsi dasar yang menentukan postur anggaran negara.

Sebelum 2015, penurunan harga minyak akan berdampak positif bagi APBN karena akan menurunkan belanja subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) secara signifikan. Namun selepas itu, ada reformasi anggaran subsidi sehingga tidak lagi menjadi beban APBN.




Dalam APBN 2020, pemerintah mengasumsikan rata-rata ICP dalam setahun di US$ 63/barel. ICP dekat dengan brent, sejauh ini harga rata-rata minyak jenis itu ada di US$ 50,03/barel. Ada selisih US$ 12,97/barel.

Analisis sensitivitas asumsi makro APBN 2020 menyebutkan, setiap penurunan ICP rata-rata US$ 1/barel setahun akan menurunkan pendapatan negara dalam kisaran Rp 3,6-4,2 triliun. Belanja negara juga berkurang, tetapi lebih sedikit dari penurunan pendapatan yaitu Rp 3,1-3,9 triliun. Jadi secara neto ada defisit Rp 0,3-0,5 triliun.

Mengasumsikan faktor lain tidak berubah (ceteris paribus), plus rata-rata harga minyak masih di US$ 50,03/barel sampai akhir tahun, maka APBN 2020 akan tekor Rp 3,89-6,48 triliun. Bagi APBN, penurunan harga minyak lebih menjadi mudarat ketimbang manfaat.

Oleh karena itu, pemerintah akan segera mengubah APBN 2020 untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini. Dengan begitu, berbagai dampak negatif (seperti penurunan harga minyak) bisa dimitigasi.

"Bapak Presiden dan sudah ketemu pimpinan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan saya sudah konsultasi dengan Banggar (Badan Anggaran) dan Komisi XI bahkan KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan). Meskipun beliau masih reses, kita ingin agar DPR dapat informasi langsung, terkini, dan terlengkap dari pemerintah. Banyak policy yang bergerak terus, APBN 2020 pasti mengalami perubahan besar," jelas Sri Mulyani, Menteri Keuangan, baru-baru ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular