
Corona, Sepak Bola, & Triliunan Rupiah yang Menguap ke Udara
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2020 07:29

Bukan cuma fans yang pusing karena tidak punya hiburan pada akhir pekan. Sebenarnya pengelola klub lebih pusing lagi karena tidak ada pemasukan dari penjualan tiket pertandingan. Beberapa klub Eropa bahkan sudah melakukan efisiensi.
FC Sion, klub papan atas di Swiss, memutus kontrak sembilan pemainnya karena menolak pemotongan gaji. Klub terpaksa memangkas gaji para pemain pengeluaran terus berjalan sementara pendapat berkurang.
"FC Sion mengkonfirmasi bahwa telah memutus kontrak sembilan pemain yaitu Ermir Lenjani, Xavier Kouassi, Mickaël Facchinetti, Birama Ndoye, Johan Djourou, Pajtim Kasami, Seydou Doumbia, Christian Zock and Alexandre Song. Pelepasan kontrak berlaku segera," sebut keterangan tertulis FC Sion.
Pemain-pemain yang dilepas ini adalah anggota tim utama dan punya nama yang lumayan mentereng. Djorou dan Song adalah mantan pemain Arsenal (Inggris), yang disebut belakangan bahkan sempat berkarya di Barcelona (Spanyol). Sementara Doumbia pernah tiga tahun bermain di AS Roma (Italia).
Secara umum, kerugian klub akibat penundaan kompetisi tidak main-main. Menurut perhitungan KPMG, firma keuangan ternama dunia, kerugian yang diderita klub-klub di Liga Primer, La Liga, Serie A, Bundesliga, dan Ligue 1 bernilai total EUR 3,45-4 miliar (Rp 58,56-67,89 triliun dengan kurs saat ini). Kerugian ini tidak hanya dari tiket pertandingan, tetapi juga hak siar dan komersial.
"Perusahaan pemegang hak siar yang memiliki kontrak kolektif dengan otoritas liga bisa mengklaim uang kembali jika pertandingan dibatalkan dan musim tidak selesai," sebut laporan KPMG.
Mengutip BBC, Sky dan BT selaku pemegang hak siar Liga Primer dikabarkan meminta kompensasi bernilai total GBP 750 juta (Rp 13,78 triliun). Bukan apa-apa, keduanya sudah membayar mahal untuk menjadi pemegang hak siar Liga Primer yaitu mencapai GBP 3 miliar (Rp 55,12 triliun).
Agar klub tetap bisa bertahan hidup, English Football League (EFL) yang mengelola tiga kompetisi di Inggris di bawah Liga Primer (Championship Division, League One, dan Laague Two) mengeluarkan 'paket stimulus' berupa pinjaman lunak senilai GBP 50 juta (Rp 918,65 miliar). Lunak karena tidak ada bunga.
Setiap klub Championship Division akan menerima GBP 800.000 (Rp 14,69 miliar) plus GBP 584.000 (Rp 10,73 miliar) jika dibutuhkan. Kemudian klub-klub League One akan menerima GBP 250.000 (Rp 4,59 miliar) plus GBP 183.000 (Rp 3,31 miliar). Lalu untuk League Two jatahnya GBP 164.000 (Rp 3,01 miliar) plus GBP 120.000 (Rp 2,2 miliar).
Bagi para penggemar, virus corona 'hanya' merenggut kesenangan dari menonton sepakbola. Namun buat pemilik klub, virus ini membuat mereka pusing tujuh keliling karena pemasukan turun sementara biaya tidak mengikuti. Kalau situasinya tidak berubah, mungkin saja ada klub yang tidak mampu bertahan dan terpaksa gulung tikar.
Jadi bukan hanya kegembiraan dan gairah sepakbola yang hilang gara-gara virus corona. Duit triliunan rupiah pun menguap ke udara...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
FC Sion, klub papan atas di Swiss, memutus kontrak sembilan pemainnya karena menolak pemotongan gaji. Klub terpaksa memangkas gaji para pemain pengeluaran terus berjalan sementara pendapat berkurang.
"FC Sion mengkonfirmasi bahwa telah memutus kontrak sembilan pemain yaitu Ermir Lenjani, Xavier Kouassi, Mickaël Facchinetti, Birama Ndoye, Johan Djourou, Pajtim Kasami, Seydou Doumbia, Christian Zock and Alexandre Song. Pelepasan kontrak berlaku segera," sebut keterangan tertulis FC Sion.
Secara umum, kerugian klub akibat penundaan kompetisi tidak main-main. Menurut perhitungan KPMG, firma keuangan ternama dunia, kerugian yang diderita klub-klub di Liga Primer, La Liga, Serie A, Bundesliga, dan Ligue 1 bernilai total EUR 3,45-4 miliar (Rp 58,56-67,89 triliun dengan kurs saat ini). Kerugian ini tidak hanya dari tiket pertandingan, tetapi juga hak siar dan komersial.
"Perusahaan pemegang hak siar yang memiliki kontrak kolektif dengan otoritas liga bisa mengklaim uang kembali jika pertandingan dibatalkan dan musim tidak selesai," sebut laporan KPMG.
Mengutip BBC, Sky dan BT selaku pemegang hak siar Liga Primer dikabarkan meminta kompensasi bernilai total GBP 750 juta (Rp 13,78 triliun). Bukan apa-apa, keduanya sudah membayar mahal untuk menjadi pemegang hak siar Liga Primer yaitu mencapai GBP 3 miliar (Rp 55,12 triliun).
Agar klub tetap bisa bertahan hidup, English Football League (EFL) yang mengelola tiga kompetisi di Inggris di bawah Liga Primer (Championship Division, League One, dan Laague Two) mengeluarkan 'paket stimulus' berupa pinjaman lunak senilai GBP 50 juta (Rp 918,65 miliar). Lunak karena tidak ada bunga.
Setiap klub Championship Division akan menerima GBP 800.000 (Rp 14,69 miliar) plus GBP 584.000 (Rp 10,73 miliar) jika dibutuhkan. Kemudian klub-klub League One akan menerima GBP 250.000 (Rp 4,59 miliar) plus GBP 183.000 (Rp 3,31 miliar). Lalu untuk League Two jatahnya GBP 164.000 (Rp 3,01 miliar) plus GBP 120.000 (Rp 2,2 miliar).
Bagi para penggemar, virus corona 'hanya' merenggut kesenangan dari menonton sepakbola. Namun buat pemilik klub, virus ini membuat mereka pusing tujuh keliling karena pemasukan turun sementara biaya tidak mengikuti. Kalau situasinya tidak berubah, mungkin saja ada klub yang tidak mampu bertahan dan terpaksa gulung tikar.
Jadi bukan hanya kegembiraan dan gairah sepakbola yang hilang gara-gara virus corona. Duit triliunan rupiah pun menguap ke udara...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular