Internasional

Putin-Erdogan Perang di Suriah, Jerman Prancis Turun Gunung

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 February 2020 08:37
Pemimpin Jerman dan Prancis menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Warga Suriah merayakan ketika mereka memegang bendera nasional mereka di provinsi Aleppo, Suriah (SANA via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin Rusia bahwa mereka ingin bertemu dengannya dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk meredakan krisis di Suriah.

Dalam panggilan telepon keduanya dengan Putin, Merkel dan Macron menyatakan prihatin. "Bencana kemanusiaan bagi penduduk provinsi Idlib Suriah," kata kantor Merkel, dikutip dari AFP, Jumat (21/2/2020).

Serangan berbulan-bulan yang dilakukan oleh pasukan Suriah, yang didukung Rusia, terhadap pemberontak yang didukung oleh Turki di barat laut Idlib telah membuat satu juta warga sipil harus melarikan diri dari situasi tersebut.

Kedua pemimpin Uni Eropa tersebut menyatakan keinginan mereka untuk bertemu dengan Putin dan Erdogan untuk menemukan solusi politik terhadap krisis Suriah.

"(Merkel dan Macron) menyerukan untuk segera mengakhiri pertempuran dan akses kemanusiaan tanpa batas kepada orang-orang yang membutuhkan," kata pernyataan mereka.

Konflik Suriah yang kini memasuki tahun kesembilan, sudah menghancurkan kehidupan jutaan orang, termasuk masyarakat mereka sendiri. Suriah sejak dimulai pada 2011 melakukan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.

Namun akibat peristiwa tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa sebanyak 900.000 warga Suriah harus mengungsi akibat terjadinya perang antara militer Suriah dengan kelompok pemberontak anti Assad sejak Desember 2019 lalu.

Angka tersebut 100.000 lebih dari yang dicatat PBB sebelumnya. PBB juga menjelaskan jika ada banyak bayi-bayi yang sekarat akibat kedinginan, serta kamp bantuan dan pengungsian yang sudah kepenuhan.

Selain itu, ada pula dampak buruk terhadap perekonomian negara tersebut. Program Pangan Dunia PBB mengatakan, sekitar 6,5 juta orang di Suriah tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan akibat peristiwa tersebut.

Sayangnya Rusia pada hari Rabu keberatan dengan Dewan Keamanan PBB mengadopsi pernyataan yang akan menyerukan gencatan senjata di Idlib setelah pertemuan tertutup yang menegangkan pada Rabu, 19 Februari lalu.

PBB juga mendesak negara tetangga Turki untuk menerima orang-orang yang baru saja mengungsi, tetapi Ankara menentang karena sudah ada sekitar 3,7 juta warga Suriah di wilayahnya.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Erdogan Kepala Batu, Trump Sanksi Ekonomi Turki Minggu Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular