
Ini Peralihan Kejayaan Sepeda Motor yang Diramalkan Berakhir
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
19 February 2020 15:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepeda motor sebagai kendaraan apakah benar-benar akan tergilas transportasi massal yang akan berkembang di Indonesia? Bagaimana dengan rencana kehadiran sepeda motor listrik yang kini mulai digaungkan.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto, menjelaskan bahwa penjualan motor di dalam negeri pada 2019 sedikit tertekan hanya 6,4 juta unit. Saat ini memang tengah berlangsung masa peralihan menuju kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke kendaraan berbasis listrik.
"Kan mereka (produsen) sekarang dalam proses peralihan lah ya. Kan ada kendaraan listrik sekarang, motor listrik juga kita dorong ke depan," ungkap kepada CNBC Indonesia, Rabu (19/2/20).
Secara umum sendiri, dia menyebut Indonesia masih jadi pemain utama produk sepeda motor. Hal ini ingin dipertahankan di era peralihan ke motor listrik. Produsen sepeda motor terbesar di dunia masih dipegang oleh China dan India.
"Produksi sepeda motor kita kan China Indonesia India itu major player lah ya Indonesia. Justru dibandingkan Jepang kita masih pusat produksi roda dua. Cuma memang ke depan dalam rangka efisiensi penggunaan bahan bakar kita mendorong elektrifikasi," bebernya.
Sejumlah pilot project mulai digeber di beberapa lokasi seperti Bali dan Bandung. Kemenperin ingin melihat model bisnis motor listrik yang paling ideal.
Selain itu, ia juga tengah menyiapkan sejumlah stimulus. Salah satunya mengenai dukungan keuangan dari perbankan.
"Stimulus sebenarnya lebih diarahkan kepada kendaraan-kendaraan yang lebih mempunyai karakter ya, efisiensi penggunaan bahan bakar. Makanya kita mengarah kepada elektrifikasi. Ke depan misalnya kita kasih, ada beberapa bank akan memberikan kredit di bawah suku bunga yang ada," imbuhnya.
Bahan baku utama dalam hal ini baterai, juga tak luput dari perhatian. Apalagi, Perpres No 55 sudah terbit sebagai payung hukum mendorong keberlangsungan kendaraan listrik.
"Ini sedang kita coba untuk selesaikan semua, di antaranya baterai harus produksi dalam negeri karena itu kan komponen utama untuk bisa meningkatkan local content. Sehingga material produksi dari raw material (bahan baku) untuk buat baterai ke depan. Karena kalau tanpa baterai yang dilokalisasi dalam negeri akan sulit mencapai lokalisasi yang kita harapkan," katanya.
Apakah sepeda motor listrik bisa menjadi momentum kebangkitan sepeda roda dua di masa mendatang?
Secara penjualan sepeda motor sempat mencapai masa kejayaan pada 2011 dengan rekor penjualan 8 juta unit, setelah itu perlahan trennya makin turun. Kondisi selain faktor kondisi ekonomi, juga ada persoalan massifnya transportasi massal, transportasi online, dan gaya hidup generasi muda.
Pemerhati Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan kondisi masa-masa sepeda motor akan mencapai periode jalan di tempat bahkan sunset adalah suatu keniscayaan. "Itu bisa terjadi, apalagi mulai gencar transportasi umum. Musuh sepeda motor itu transportasi umum," kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/2).
(hoi/hoi) Next Article Benarkah Kejayaan Sepeda Motor di RI Segera Berakhir?
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto, menjelaskan bahwa penjualan motor di dalam negeri pada 2019 sedikit tertekan hanya 6,4 juta unit. Saat ini memang tengah berlangsung masa peralihan menuju kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke kendaraan berbasis listrik.
"Kan mereka (produsen) sekarang dalam proses peralihan lah ya. Kan ada kendaraan listrik sekarang, motor listrik juga kita dorong ke depan," ungkap kepada CNBC Indonesia, Rabu (19/2/20).
"Produksi sepeda motor kita kan China Indonesia India itu major player lah ya Indonesia. Justru dibandingkan Jepang kita masih pusat produksi roda dua. Cuma memang ke depan dalam rangka efisiensi penggunaan bahan bakar kita mendorong elektrifikasi," bebernya.
Sejumlah pilot project mulai digeber di beberapa lokasi seperti Bali dan Bandung. Kemenperin ingin melihat model bisnis motor listrik yang paling ideal.
Selain itu, ia juga tengah menyiapkan sejumlah stimulus. Salah satunya mengenai dukungan keuangan dari perbankan.
"Stimulus sebenarnya lebih diarahkan kepada kendaraan-kendaraan yang lebih mempunyai karakter ya, efisiensi penggunaan bahan bakar. Makanya kita mengarah kepada elektrifikasi. Ke depan misalnya kita kasih, ada beberapa bank akan memberikan kredit di bawah suku bunga yang ada," imbuhnya.
Bahan baku utama dalam hal ini baterai, juga tak luput dari perhatian. Apalagi, Perpres No 55 sudah terbit sebagai payung hukum mendorong keberlangsungan kendaraan listrik.
"Ini sedang kita coba untuk selesaikan semua, di antaranya baterai harus produksi dalam negeri karena itu kan komponen utama untuk bisa meningkatkan local content. Sehingga material produksi dari raw material (bahan baku) untuk buat baterai ke depan. Karena kalau tanpa baterai yang dilokalisasi dalam negeri akan sulit mencapai lokalisasi yang kita harapkan," katanya.
Apakah sepeda motor listrik bisa menjadi momentum kebangkitan sepeda roda dua di masa mendatang?
Secara penjualan sepeda motor sempat mencapai masa kejayaan pada 2011 dengan rekor penjualan 8 juta unit, setelah itu perlahan trennya makin turun. Kondisi selain faktor kondisi ekonomi, juga ada persoalan massifnya transportasi massal, transportasi online, dan gaya hidup generasi muda.
Pemerhati Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan kondisi masa-masa sepeda motor akan mencapai periode jalan di tempat bahkan sunset adalah suatu keniscayaan. "Itu bisa terjadi, apalagi mulai gencar transportasi umum. Musuh sepeda motor itu transportasi umum," kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/2).
(hoi/hoi) Next Article Benarkah Kejayaan Sepeda Motor di RI Segera Berakhir?
Most Popular