
Absen dari Liga Champions, City Bisa Boncos Triliunan Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 February 2020 14:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Manchester City, klub raksasa Liga Primer Inggris, terancam tidak bisa ikut kompetisi antar-klub Eropa dalam dua musim ke depan. Penyebabnya adalah vonis Asosiasi Sepakbola Eropa (EUFA) yang menyatakan City melanggar aturan Financial Fair Play.
Peluang City untuk lolos ke Liga Champions musim depan sangat besar. Tim asuhan manajer Josep 'Pep' Guardiola ini masih nyaman di zona Liga Champions dengan duduk di peringkat dua, meski berjarak jauh dengan Liverpool di posisi puncak.
"UEFA, setelah mempertimbangkan seluruh bukti yang ada, memutuskan bahwa Manchester City melakukan pelanggaran serius terhadap aturan UEFA Club Licensing and Financial Fair Play dengan menaikkan pendapatan sponsorship di laporan keuangan periode 2012-2016. Klub juga tidak kooperatif dalam proses investigasi.
"UEFA memutuskan langkah disiplin yaitu mengeluarkan Manchester City dari keikutsertaan di kompetisi antar-klub Eropa dalam dua musim ke depan (2020/2021 dan 2021/2022) dan membayar denda EUR 30 juta (Rp 444,94 miliar dengan kurs saat ini). Keputusan ini dapat dilakukan banding di Mahkamah Arbitrase Olahraga (CAS)," sebut keterangan tertulis UEFA.
Sayang sekali. Sejak menjadi klub super kaya pada 2008 (setelah kepemilikan beralih dari Thaksin Shinawatra ke Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan) City belum pernah merasakan nikmatnya menjadi juara Eropa. The Citizens memang beberapa kali menjuarai Liga Primer, tetapi gelar Liga Champions adalah holy grail yang amat dicari dan dinanti.
"Saya ingin trofi itu (Liga Champions), dan saya yakin dia (Juergen Klopp, Manajer Liverpool) menginginkan trofi saya. Mungkin kita bertukar?" kata Guardiola dalam acara penganugerahan Football Writers' Association pada November tahun lalu, seperti dikutip dari Talksport.
City memang masih bisa mengajukan banding, tetapi untuk saat ini kondisinya adalah pencairan akan sang holy grail bakal semakin panjang. Kalau situasi masih seperti sekarang, maka City harus bersabar dua tahun untuk bisa kembali berjuang merengkuh trofi Si Kuping Besar.
Liga Champions memang gelar bergengsi, bahkan ada yang bilang sebagai gelar terpenting kedua setelah Piala Dunia. Namun Liga Champions tidak hanya menawarkan prestise, tetapi juga keuntungan finansial.
Peluang City untuk lolos ke Liga Champions musim depan sangat besar. Tim asuhan manajer Josep 'Pep' Guardiola ini masih nyaman di zona Liga Champions dengan duduk di peringkat dua, meski berjarak jauh dengan Liverpool di posisi puncak.
"UEFA, setelah mempertimbangkan seluruh bukti yang ada, memutuskan bahwa Manchester City melakukan pelanggaran serius terhadap aturan UEFA Club Licensing and Financial Fair Play dengan menaikkan pendapatan sponsorship di laporan keuangan periode 2012-2016. Klub juga tidak kooperatif dalam proses investigasi.
Sayang sekali. Sejak menjadi klub super kaya pada 2008 (setelah kepemilikan beralih dari Thaksin Shinawatra ke Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan) City belum pernah merasakan nikmatnya menjadi juara Eropa. The Citizens memang beberapa kali menjuarai Liga Primer, tetapi gelar Liga Champions adalah holy grail yang amat dicari dan dinanti.
"Saya ingin trofi itu (Liga Champions), dan saya yakin dia (Juergen Klopp, Manajer Liverpool) menginginkan trofi saya. Mungkin kita bertukar?" kata Guardiola dalam acara penganugerahan Football Writers' Association pada November tahun lalu, seperti dikutip dari Talksport.
City memang masih bisa mengajukan banding, tetapi untuk saat ini kondisinya adalah pencairan akan sang holy grail bakal semakin panjang. Kalau situasi masih seperti sekarang, maka City harus bersabar dua tahun untuk bisa kembali berjuang merengkuh trofi Si Kuping Besar.
Liga Champions memang gelar bergengsi, bahkan ada yang bilang sebagai gelar terpenting kedua setelah Piala Dunia. Namun Liga Champions tidak hanya menawarkan prestise, tetapi juga keuntungan finansial.
Next Page
Pendapatan City Bisa Hilang Banyak
Pages
Most Popular