Jokowi 'Sulap' Pulau Komodo Wisata Superpremium, Apa Itu?
20 January 2020 15:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Jokowi akan menjadikan kawasan Pulau Komodo, di Labuan Bajo, NTT dikembangkan sebagai destinasi wisata 'superpremium. Konsep pengembangan wisata superpremium akan beda dengan konsep wisata reguler.
Jokowi juga menjelaskan bahwa maksud Labuan Bajo sebagai destinasi premium adalah adanya diferensiasi dengan tempat-tempat yang lain.
"Kita harapkan di sini belanjanya lebih besar, stay-nya lebih, tinggalnya lebih lama. Kita harapkan itu. Jadi artinya bukan jumlah turisnya tetapi spending-nya, belanjanya yang lebih banyak. Kira-kira itu," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab, Senin (20/1)
Presiden Jokowi pada Senin (20/1) memimpin Rapat Terbatas (ratas) mengenai Pengembangan Destinasi Wisata Labuan Bajo di Plataran Komodo Resort, Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pengembangan destinasi superpremium Labuan Bajo akan mulai dibenahi pada awal 2020 dan setidaknya ada lima zona atau kawasan yang perlu ditata.
"Yang pertama, yang berkaitan dengan penataan kawasan. Kita memang ingin agar segmen pasar wisatawan yang hadir disini adalah yang pengeluarannya lebih besar dari wisatawan kebanyakan. Dan oleh sebab itu, kita perlu sekali melakukan integrasi, baik yang berkaitan dengan kerapian, kebersihan, dan kenyamanan, keamanan bagi para wisatawan," ujar Presiden mengawali arahan.
Jokowi menambahkan meski ada beberapa hotel berbintang dengan berbagai fasilitas yang ada, tetapi dirinya juga melihat masih sangat diperlukan lagi tambahan hotel untuk Labuan Bajo.
"Ada lima zona yang harus kita tata, yaitu yang pertama yang ada di Bukit Pramuka, kemudian kedua yang di Kampung Air, ketiga di pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, dan kemudian yang keempat di kawasan marina, yang kelima di zona Kampung Ujung," kata Jokowi.
Ia menambahkan lima zona tersebut akan menjadi sebuah ruang publik tidak terputus yang menghadirkan sebuah landscaping yang indah dan menjadi generator penggerak pembangunan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo.
"Yang kedua, yang berkaitan dengan Infrastruktur. Saya berharap ini awal tahun ini runway dan terminal akan segera dimulai," kata Jokowi.
Berkaitan dengan penyiapan SDM, Jokowi menginginkan masyarakat lokal harus menikmati dan menjadi bagian dari pembangunan yang dilakukan.
"Karena itu SDM masyarakat lokal cepat-cepat harus kita tingkatkan keahliannya, kompetensinya, baik dari sisi keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di industri pariwisata yang ingin kita kerjakan," ujar Presiden.
Soal usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah yang ada di NTT, Jokowi meminta jangan sampai ditinggal. Ia berharap nanti juga ada sebuah creative hub yang akan menggarap produk-produk lokal, baik dari sisi packaging/kemasan, sisi desain, sisi harga, dan yang lain-lainnya.
"Kita harapkan nantinya tenun, kopi, kerajinan, makanan khas betul-betul bisa tumbuh. Dan seiring dengan itu juga atraksi budaya lokal, kesenian daerah juga harus semakin hidup dan menghidupkan area yang ada di Labuan Bajo," katanya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritimin Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, bahwa Pulau Komodo tak akan ditutup, tapi akan dikelola jauh lebih baik dan profesional. Pemerintah ingin yang mengelola Pulau Komodo benar-benar profesional.
"Kita akan tenderkan. Semua yang peduli lingkungan kita akan ditawarkan. Perusahaan A atau dari filontropis B. Misalnya beli tiketnya 1000 dolar (per tiket) kita siapkan 50.000, idenya Pak Gubernur (NTT) itu 50 juta dolar sudah bisa pemeliharaan Pulau Komodo jadi world heritage," kata Luhut di Jakarta, Rabu (2/10).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mendukung pengembangan Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai wisata superpremium. Harga tiket diusulkan bisa sampai US$ 1.000-2.000 atau Rp14-28 juta per orang.
Luhut mengatakan pemerintah hanya menjadikan Pulau Komodo sebagai tempat destinasi wisata superpremium saja, tapi juga akan dikembangkan pusat riset. Selain itu, kebersihan Pulau Komodo bisa tetap terjaga dengan adanya wisata yang terbatas.
(hoi/hoi)
Jokowi juga menjelaskan bahwa maksud Labuan Bajo sebagai destinasi premium adalah adanya diferensiasi dengan tempat-tempat yang lain.
"Kita harapkan di sini belanjanya lebih besar, stay-nya lebih, tinggalnya lebih lama. Kita harapkan itu. Jadi artinya bukan jumlah turisnya tetapi spending-nya, belanjanya yang lebih banyak. Kira-kira itu," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab, Senin (20/1)
Presiden Jokowi pada Senin (20/1) memimpin Rapat Terbatas (ratas) mengenai Pengembangan Destinasi Wisata Labuan Bajo di Plataran Komodo Resort, Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pengembangan destinasi superpremium Labuan Bajo akan mulai dibenahi pada awal 2020 dan setidaknya ada lima zona atau kawasan yang perlu ditata.
"Yang pertama, yang berkaitan dengan penataan kawasan. Kita memang ingin agar segmen pasar wisatawan yang hadir disini adalah yang pengeluarannya lebih besar dari wisatawan kebanyakan. Dan oleh sebab itu, kita perlu sekali melakukan integrasi, baik yang berkaitan dengan kerapian, kebersihan, dan kenyamanan, keamanan bagi para wisatawan," ujar Presiden mengawali arahan.
Jokowi menambahkan meski ada beberapa hotel berbintang dengan berbagai fasilitas yang ada, tetapi dirinya juga melihat masih sangat diperlukan lagi tambahan hotel untuk Labuan Bajo.
"Ada lima zona yang harus kita tata, yaitu yang pertama yang ada di Bukit Pramuka, kemudian kedua yang di Kampung Air, ketiga di pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, dan kemudian yang keempat di kawasan marina, yang kelima di zona Kampung Ujung," kata Jokowi.
Ia menambahkan lima zona tersebut akan menjadi sebuah ruang publik tidak terputus yang menghadirkan sebuah landscaping yang indah dan menjadi generator penggerak pembangunan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo.
"Yang kedua, yang berkaitan dengan Infrastruktur. Saya berharap ini awal tahun ini runway dan terminal akan segera dimulai," kata Jokowi.
Berkaitan dengan penyiapan SDM, Jokowi menginginkan masyarakat lokal harus menikmati dan menjadi bagian dari pembangunan yang dilakukan.
"Karena itu SDM masyarakat lokal cepat-cepat harus kita tingkatkan keahliannya, kompetensinya, baik dari sisi keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di industri pariwisata yang ingin kita kerjakan," ujar Presiden.
Soal usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah yang ada di NTT, Jokowi meminta jangan sampai ditinggal. Ia berharap nanti juga ada sebuah creative hub yang akan menggarap produk-produk lokal, baik dari sisi packaging/kemasan, sisi desain, sisi harga, dan yang lain-lainnya.
"Kita harapkan nantinya tenun, kopi, kerajinan, makanan khas betul-betul bisa tumbuh. Dan seiring dengan itu juga atraksi budaya lokal, kesenian daerah juga harus semakin hidup dan menghidupkan area yang ada di Labuan Bajo," katanya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritimin Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, bahwa Pulau Komodo tak akan ditutup, tapi akan dikelola jauh lebih baik dan profesional. Pemerintah ingin yang mengelola Pulau Komodo benar-benar profesional.
"Kita akan tenderkan. Semua yang peduli lingkungan kita akan ditawarkan. Perusahaan A atau dari filontropis B. Misalnya beli tiketnya 1000 dolar (per tiket) kita siapkan 50.000, idenya Pak Gubernur (NTT) itu 50 juta dolar sudah bisa pemeliharaan Pulau Komodo jadi world heritage," kata Luhut di Jakarta, Rabu (2/10).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mendukung pengembangan Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai wisata superpremium. Harga tiket diusulkan bisa sampai US$ 1.000-2.000 atau Rp14-28 juta per orang.
Luhut mengatakan pemerintah hanya menjadikan Pulau Komodo sebagai tempat destinasi wisata superpremium saja, tapi juga akan dikembangkan pusat riset. Selain itu, kebersihan Pulau Komodo bisa tetap terjaga dengan adanya wisata yang terbatas.
Artikel Selanjutnya
Tarif Diusulkan Rp14 Juta, Berapa Biaya Masuk Pulau Komodo?
(hoi/hoi)