Tiket Masuk Pulau Komodo Rp 14 Juta, Tunggu ya Tahun Depan!
15 November 2019 13:41

Labuan Bajo, CNBC Indonesia - Pemerintah belum memutuskan pemberlakuan tiket masuk Pulau Komodo sebesar Rp 14 juta per orang. Sebab itu masih usulan dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut bahkan sempat mengusulkan sampai Rp 28 juta per orang.
Kepala Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores Shana Fatina Sukarsono mengatakan, pihaknya masih akan menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan pulau Komodo, dan setelahnya baru diputuskan besaran tiket masuk ke kawasan yang masuk 7 keajaiban dunia.
"Itu usulan-usulan. Itu bentuk usulannya dalam rapat dengan Pak Menko (Luhut Binsar Panjaitan) dan pak Menteri dan lainnya," ujarnya di Labuan Bajo, Jumat (15/11/2019).
"Jadi konsep membership itu karena ingin dijadikan area eksklusif. Masih dilihat dulu butuh berapa sih angkanya yang proper untuk kelola taman nasional ini dengan standar internasional, nanti keliatan angkanya," katanya.
Lebih lanjut, konsep eksklusif untuk destinasi pulau Komodo juga belum dibahas secara rinci. Oleh karenanya masih dibutuhkan waktu.
Menurutnya, pembahasan mengenai biaya ini baru akan dilakukan di awal tahun secara rinci dan bertahap. Sehingga, keputusan mengenai besaran biaya akan di putuskan akhir 2020.
"Ini masih didiskusikan, diharapkan selesai tahun depan. Tapi yang jelas, itu konspenya itu baru akan dibahas per Januari 2020. Timnya dibentuk oleh Menteri KLHK. Hasilnya seperti apa baru ketahuan akhir 2020," katanya.
Ia menjelaskan, yang akan menjadi objek wisata ekslusif hanya pulau Komodo saja, sedangkan destinasi lain di kawasan Taman Nasional Pulau Komodo tetap dibuka untuk umum. Wisatawan juga masih bisa melihat Komodo salah satunya di pulau Rinca.
"Untuk pulau lainnya kayak Rinca untuk orang-orang pada umumnya bisa lihat komodo juga kok (dari sana)," jelasnya.
Ia pun tidak bisa memastikan apakah akan ada jumlah penurunan wisman atau tidak. Namun, pihaknya pun telah melakukan antisipasi jika terjadi penurunan jumlah wisatawan ke Labuan Bajo dengan wacanan ini.
"Tapi kita akan antispasi dengan siapkan industri lebih dini. Jadi enggak tiba-tiba karena kita tahu market butuh kepastian iya atau tidak. Jadi kita akan selesaikan jelas rekomendasinya," tegasnya.
(hoi/hoi)
Kepala Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores Shana Fatina Sukarsono mengatakan, pihaknya masih akan menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan pulau Komodo, dan setelahnya baru diputuskan besaran tiket masuk ke kawasan yang masuk 7 keajaiban dunia.
"Itu usulan-usulan. Itu bentuk usulannya dalam rapat dengan Pak Menko (Luhut Binsar Panjaitan) dan pak Menteri dan lainnya," ujarnya di Labuan Bajo, Jumat (15/11/2019).
"Jadi konsep membership itu karena ingin dijadikan area eksklusif. Masih dilihat dulu butuh berapa sih angkanya yang proper untuk kelola taman nasional ini dengan standar internasional, nanti keliatan angkanya," katanya.
Lebih lanjut, konsep eksklusif untuk destinasi pulau Komodo juga belum dibahas secara rinci. Oleh karenanya masih dibutuhkan waktu.
Menurutnya, pembahasan mengenai biaya ini baru akan dilakukan di awal tahun secara rinci dan bertahap. Sehingga, keputusan mengenai besaran biaya akan di putuskan akhir 2020.
"Ini masih didiskusikan, diharapkan selesai tahun depan. Tapi yang jelas, itu konspenya itu baru akan dibahas per Januari 2020. Timnya dibentuk oleh Menteri KLHK. Hasilnya seperti apa baru ketahuan akhir 2020," katanya.
Ia menjelaskan, yang akan menjadi objek wisata ekslusif hanya pulau Komodo saja, sedangkan destinasi lain di kawasan Taman Nasional Pulau Komodo tetap dibuka untuk umum. Wisatawan juga masih bisa melihat Komodo salah satunya di pulau Rinca.
"Untuk pulau lainnya kayak Rinca untuk orang-orang pada umumnya bisa lihat komodo juga kok (dari sana)," jelasnya.
Ia pun tidak bisa memastikan apakah akan ada jumlah penurunan wisman atau tidak. Namun, pihaknya pun telah melakukan antisipasi jika terjadi penurunan jumlah wisatawan ke Labuan Bajo dengan wacanan ini.
"Tapi kita akan antispasi dengan siapkan industri lebih dini. Jadi enggak tiba-tiba karena kita tahu market butuh kepastian iya atau tidak. Jadi kita akan selesaikan jelas rekomendasinya," tegasnya.
Artikel Selanjutnya
Tarif Diusulkan Rp14 Juta, Berapa Biaya Masuk Pulau Komodo?
(hoi/hoi)